JAMBIUPDATE.COM, JAMBI Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat di level 4,67 persen. Ini juga terjadi di Provinsi Jambi hanya 5,2 persen. Jika dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar 6,6 persen.
Prof Dr H Syamsurijal Tan, Ekonom Kementerian Keuangan RI, mengatakan, Jambi terlalu mengandalkan sektor primer. Sementara komoditi yang diandalkan ini sedang anjlok. Apalagi batubara. Kini banyak perusahaan batubara tak lagi beroperasi di Provinsi Jambi.
Jambi harus mampu merubah produk primer ke sekunder. Harus mampu menjual potensi daerah, katanya. Sedangkan komoditi andalan lainnya, seperti karet, kopi, kepala sawit juga mengalami penurunan yang sangat drastis.
Jika kita hanya terpaku ke beberapa produk, pertumbuhan ekonomi Jambi terus melambat, akunya. Untuk itu Jambi harus mampu menjual potensi daerah jika ingin bersaing. Apalagi menghadapi MEA 2016 mendatang.
Bagi Jambi bisa positif dan bisa negative. Karena daya saing produk kita lemah. Ini harus didorong untuk dikembangkan, katanya.
Kedepan dia berharap, Pemerintah dan pihak ketiga yang mengerjakan pembangunan di Provinsi Jambi memahami aturan. Menkeu juga harus memahami aturan dan jangan bertele-tele, pintanya. Kemudian anggaran Pemerintah juga jangan di Politisir. Saya melihat ada muatan-muatan Politik dibalik itu, akunya. (fth)
