iklan

JAMBIUPDATE.COM, JAMBI Kabut asap terus menyelimuti Provinsi Jambi sejak dua bulan terakhir. Bancana ini berdampak terhadap masa depan anak lantaran sekolah terus diliburkan menyebabkan pendidikan tertunda dan siswa ketinggalan pelajaran. Asap juga membunuh potensi anak didik di masa depan.

Pengamat Pendidikan Provinsi Jambi, Muhtar Latief mengatakan, target kurikulum pendidikan yang telah tersusun terancam tidak tercapai karena jam pelajaran telah dirampas oleh kabut asap yang melanda Provinsi Jambi.

Dulu pernah kita bicarakan ada penugasan untuk siswa sama dengan belajar di sekolah dalam bentuk PR, dipantau, ado buku kerjo yang diketahui orang tua dan guru sehingga capaian tidak tersesat. Tapi ini tidak jalan, sekolah tidak menerapkannya, akunya.

Jika tidak berjalan, kata Muhtar, waktu untuk menutupi ketertinggalan itu tidak mencukupi lagi. Dalam satu bulan saja, jam pelajaran yang harus dikejar sebanyak 26 hari. Ini jauh sekali ketertinggalannya, harus ada pembelajaran terpadu untuk mengejar ketertinggalan itu, jelasnya.

Selain kurikulum yang tidak tercapai, kabut asap juga berdampat terhadap hasil ujian siswa. Apalagi Ujian Nasional (UN). Selain kurikulum tidak tuntas siswa juga tidak melakukan les diluar sekolah. Kalau masih ada les, masih adalah imbangnya, katanya.

Permasalahan ini, kata dia, harus diberikan perpanjangan pembelajaran oleh sekolah untuk mengejar ketertinggalan jam pelajaran. Ini menjadi ancaman bagi siswa, apalagi siswa yang mau UN, jelasnya.(fth)


Berita Terkait



add images