iklan Pembacaan naskah pilkada damai beberapa waktu lalu
Pembacaan naskah pilkada damai beberapa waktu lalu

JAMBIUPDATE.COM, JAMBI-Tensi politik di Provinsi Jambi 28 hari jelang Pemilihan Gubenur (Pilgub) Jambi yang jatuh pada tanggal 9 Desember mendatang, semakin meninggi.

Factor ini diyakini karena hanya dua pasangan calon saja yang bertarung yakni pasangan nomor urut 1 Hasan Basri Agus-Edi Purwanto (HBA-EP) dan pasangan calon nomor urut 2 Zumi Zola-Fachrori (ZZ-FU), sehingga potensi konflik cukup tinggi.

Kondisi ini juga terlihat nyata dengan adanya aksi saling lapor hingga ke isu negative campaign yang semakin masif dilakukan, terutama di media-media sosial.

Tak ayal jika pengamat politik menyebut cara ini merupakan upaya untuk mempengaruhi pemilih dan mengggangu konsentrasi serta mesin politik menuju 9 Desember mendatang.

Paling anyar, laporan dilakukan oleh tim ZZ-FU ke Bawaslu atas dugan pelecehan atribut kampaye oleh tim HBA-EP pada debat cawagub kemarin. Sebelumya, pada debat Cagub pasangan HBA-EP melaporkan tim ZZ-FU ke Bawaslu atas dugaan penghinaan melalui yel-yel yang diutarakan salah satu tim.

Baca Juga: Sama-sama Mengklaim Bisa Raup Suara Signifikan di Basis Lawan, Ini Komentar HBA dan Zumi Zola

Selain itu, laporan ke Mapolda Jambi terkait dugaan pelecehan seksual oleh salah satu Cagub yang kuat dugaannya bernuansa politis. Serta beberapa laporan pengrusakan APK kedua paslon, baik itu ke Panwas maupun Bawaslu.

Pengamat Politik Indobarometer, Hadi Suprapto Rusli saat dikonfirmasi,  mengatakan,  semakin dekatnya masa pemungutan suara tak bisa dipungkiri akan membuat tensi politik relative meninggi. Baik itu negatif campaign, saling rapor ke Bawaslu atau ke ranah hukum. Tujuannya tak lain adalah untuk menjatuhkan elektabilitas kandidat dan menggerus suara serta simpati masyarakat.

Numun disisi lain, tindakan ini tentunya harus berada di dalam garis dan koridor yang wajar. Meski negative campaign tak dilarang namun kedua pasangan ini  juga harus memperhatiakan hal-hal yang bisa merusak tatanan demokrasi.

Yang perlu diketahui adalah kalau sifatnya msih negative campaign sah-sah saja, karena bedasarkan fakta dan realitas. Kalau sudah di luar jalur ini bisa merusak tatanan demokrasi kita, ujarnya.

Mantan Pengurus BPL PB HMI ini menyebutkan, kondisi ini membuat tim dan mesin politik dari kedua pasangan juga harus lebih bijak melihat dampak dan perkembangan di lapangan. Baginya jika salah sedikit saja dalam memaknai ini maka akan berdampak hingga ke tim ditingkat paling bawah.

Dengan sisa waktu yang ada tim harusnya lebih fokus untuk memanfaatkan sisa masa kampanye dengan turun ke masyarakat serta menyentuh wilayah yang mungkin belum tercover, ucapnya.

Ia juga mengingatkan bahwa kedua paslon mempunyai tanggung jawab terhadap tim yang telah dibentuk hingga ke tingkat kecamatan atau desa. Tentunya untuk menjaga Pilkada agar berjalan sesuai dengan semangat dan tujuannya.

Padahal pernyataan bisa berpengaruh besar bagi kandidat. Makanya saya katakan upaya ini digunakan untuk menjatuhkan elektabilitas dan simpati dari masyarakat, jelasnya.

Selanjutnya, ia juga menjelaskan aksi saling lapor ini hanya merupakan bentuk untuk menggras tenaga dan merusakak konsentrasi rival politik saja. Namun  tetap tak akan berpengaruh besar terhadap pemilih. Apalagi negative campaing yang dilakukan tak bisa menyetuh semua kalangan.

Orang yang termakan isu ini hanya golongan menengah ke atas saja. Apalagi itu medianya cuma facebook yang tak digunakan oleh kalangan bawah, ucapnya.

Sementara itu, Pengamat politik lainnya, Jafar Ahmad menilai langkah seperti saling lapor ini hanya merupakan bentuk kepanikan dari salah satu tim. Artinya, jika dalam kondisi seperti ini semua tindakan tersebut tak banyak memberikan manfaat kepada suksesi kandidat.

Boleh jadi terkadang hal-hal yang tidak logis menurut kita akan dilakukan. Padahal itu tak memberikan manfaat. Artinya ini hanya merupakan situasi yang terjadi dalam keadaan panik, ucapnya.

Ia menyebutkan, tindakan ini kemungkinan dilakukan hanya untuk menguras energi lawan politiknya. Tapi tampa disadari hal itu juga telah menghabiskan energi sendiri.

Tapi tetap ini merupakan kepanikan. Padahal hal-hal yang tidak terlalau penting untuk dilakukan, ucapnya.

Seharunya, dengan masa kampaye yang sangat panjang baik kandidat mapun tim sudah sama-sama optimis untuk bertarung. Kerana keduanya diberikan ruang yang sama. Maka besar kemungkinan saat ini para pemilh ini sudah menetukan siapa yang akan diilih nantinya, jelasnya.

Dalam kondisi ini, menurutnya siapa kandidat yang paling tenang dalam menghadapi situasi maka kemungkinan besar ia sudah memiliki data yang cukup akurat. Justru sebaliknya, jika salah satu mengalami kepanikan maka tak menutup kemungkinan itu menandakan masa mengambangnya masih banyak.

Kalau dua-duanya panik, mungkin perbedaannya tidak terlalu lebar. Tapi kalau ada yang lebih tenang tentu sudah yakin, ucapnya.

Menurutnya, jelang pemilihan nanti terdapat kewajiban besar kedua tim untuk menjaga situasi agar tetap kondusif dengan mengedepankan politik santun dan beretika.

Artinya harus ada etikat baik dari kedua tim untuk menjaga situasi ini, tendasnya.

Direktur Media Center HBA-EP, Hasan Mabruri mengatakan sesuai aturan tentunya proses laporan tetap akan dijalankan jika memang terdapat indikasi. Tentunya tetap mengacu pada aturan yang ada.

Tapi kita tetap berkomitment untuk menjaga agar situasi Pilkada ini berjalan kondusif, katanya.

Apalagi, ia mengaku timnya saat ini tak punya niatan untuk melakukan black campaign seperti yang dilakkan kepada kandidatnya kemarin. Sekretaris KNPI Provinsi Jambi ini juga mengaku saat ini pihaknya lebih disibukkan untuk turun ke lapangan menggalang dukungan.

Pak HBA juga telah berpesan kita akan mengedepankan politik santun, karena pilkada ini adalah memilih pelayan rakyat. Makanya kita himbau agar tim hingga ke tingkat desa untuk tetap berjuang dengan menjaga etika, ucapnya.

Ketua Media Center ZZ-FU, Cecep Suryana mengatakan seharusnya kejadian pelecehan atribut kampanye pada debat kemarin tidak perlu terjadi. Tentunya ia sangat menyayangkan adanya sikap dan tindakan ini.

Namun ini tidak menggangu kita sama sekali,  hanya provokatif sifatnya, makanya kemarin langsung kita laporkan ke Bawaslu, pidana pemilu atau tidak, ucapnya.

Meskipun demikian, ia mengaku timnya tak merasa terganggu dengan adanya tindakan tersebut. Makanya kita serahkan ke Bawaslu untuk mengkaji dan mengambil tindkan.

Jadi semua sudah ada ranah  kerjanya masing-masing, jadi kita serahkan saja ke Bawaslu, katanya.

Atas kejadian ini, ia mengaku tak khawatir jika ini berdampak pada kurangannya simpati terhadap kenadidatnya.

Kami juga yakin masyarakat tau ini hanya akal-akalan saja maka semakin mengguatkan kita, ucapnya. (aiz)

 


Berita Terkait



add images