iklan Andrian Wijaya menerima penghargaan dari Mendikbud Anies Baswedan beberapa waktu lalu
Andrian Wijaya menerima penghargaan dari Mendikbud Anies Baswedan beberapa waktu lalu

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Anak muda ini patut diacungi jempol. Dialah Andrian Wijaya, remaja yang berstatus pelajar di SMAN 3 Kota Jambi. Sudah menekuni dunia pasar modal sejak setahun lalu, Andrian tercata sebagai investor termuda di Jambi. Dia menanamkan saham pada perusahaan yang bergerak dibidang  tekstil.

Saat dijumpai, remaja berkulit putih ini menceritakan asal muasal dirinya terjun ke pasar modal.

Tahun 2013 menjadi tahun bersejarah bagi Andrian. Ditahun itulah awal perjalanan Andrian dipasar modal dimulai. Mengikuti jejak kakak kandungnya yang pernah mengikuti olimpiade pasar modal, memancing Andrian untuk  mencoba hal yang sama. 2013, Andrian mengikuti olimpiade pasar modal tingkat Provinsi Jambi dan berhasil merebut juara 1 tingkat Provinsi. Sayang, ketika  bertarung ditingkat nasional, Andrian belum mampu mengalahkan lawan dari daerah lain.

Saya ngikut olimpiade pasar modal  sejak 2013,  menang tingkat Provinsi Jambi. Namun ketika di tingkat Nasional saya kalah, ujar Bungsu dari tiga bersaudara ini.

Perjuangan tidak hanya sampai disitu, ketika tahun 2014, Andrian kembali mengikuti ajang serupa. Lagi-lagi dirinya keluar sebagai pemenang olimpiade pasar modal tingkat Provinsi Jambi.  Ditahun yang sama, Andrian dipercaya mewakili Provinsi Jambi untuk  lanjut ke tingkat Nasional.

Saat itu, dewi fortuna memang tengah  berpihak pada  remaja satu ini. Meski tidak mendapat juara pertama, namun Andrian berhasil mendapatkan  peringkat kedua dalam ajang  olimpiade pasar modal Nasional 2014 yang diadakan di Jakarta.

Saya itu baru dapat jauara tingkat Nasional sewaktu ikut yang kedua kalinya di tahun 2014.  Syukur sekali bisa menang karena kakak saya saja nggak menang waktu tingkat Nasional. Sebab persaiangan sangat ketat, jelasnya.

Bercerita  banyak dengan remaja ini memang tak membosankan. Salah satu dari pengalamannya ketika mempelajari bidang pasar modal ini. Karena ketika itu di Jambi belum memiliki kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), mengharuskan Andrian  menjadi lebih mandiri. Untuk persiapan olimpiade saja, Andrian hanya belajar dari  buku-buku saja.

Belajar tetang pasar modal itu dari buku, ada buku-buku bergambar juga sehingga lebih mudah aku cerna, akunya.

Dari situlah, uang yang didapat Andrian sebagai hadiah menang olimpiade dijadikannya modal untuk berinvestasi di pasar modal. Dengan mendatangi salah satu perusahaan securitas yang ada, Andrian yang saat itu masih menggunakan KTP kakaknya bisa bergabung menjadi pemegang saham di salah satu perusahaan tekstil.

Ya, masih pakai KTP kakak tapi besok sudah mau diganti pakai KTP sendiri, sebab sekarang sudah punya KTP, tegasnya.

Untuk menjadi investor, Andrian memang tak membutuhkan modal yang besar. Dirinya hanya bermodalkan Rp 4 juta untuk bisa menjadi investor di perusahaan yang bergerak dibidang tekstil tersebut.

Mau  jadi investor juga nggak harus banyak uang, mulai Rp 100 ribu juga bisa. Tapi kalau aku hadiah yang menang olimpiade separuhnya aku pakai buat nanam modal, sebutnya.

Setahun bergerak dipasar modal, Andrian sudah bisa merasakan keuntungan yang didapatnya. Sekarang kalau jajan sudah  pakai uang sendiri, dari pasar modal tadi, imbuhnya. Menjadi investor muda di Jambi serta berhasil merebut prestasi dibidang tersebut, Andrian memang bisa dijadikan contoh bagi teman-temannya.

Bahkan semenjak dirinya berkecimpung pada dunia pasar modal, sedikitnya beberapa teman-temannya juga sudah melirik hal serupa. Tak hanya itu, ketika keberhasilannya di pasar modal, juga terdapat para guru yang mulai mengikuti jejaknya berkecimpung dipasar modal.

Teman-teman banyak yang tanya-tanya juga mereka akhirnya juga tertarik sama pasar modal, guru juga ada yang ikutan, ungkap remaja kelahiran Jambi,  27 Juli 1998 ini. (yni)

 


Berita Terkait



add images