JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Jambi pernah memiliki pemain yang luar biasa. Sepak terjangnya juga dikenal di berbagai daerah. Dia adalah Robet F Rika SPd MPd. Kini putra asli Bumi Sakti Alam Kerinci ini dipercaya meracik strategi tim Sepak Bola Kerinci yang bertarung di Turnamen Sepak Bola Gubernur Cup Jambi 2016 yang tengah bergulir.
Dirinya mulai bermain bola sejak menginjak pendidikan Sekolah Dasar di tanah kelahirannya Dusun Baru Siulak, Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci. Tidak mengikuti kepelatihan khusus, bakat alaminya membawanya dikenal di berbagai daerah.
"Pertama main sepak bola itu waktu SD. Hanya bermain karena memang hobi," ujar ayah dengan anak yang bernama lengkap Chelsea La Vechia ini. Pria yang saat ini menginjak usia 33 tahun ini terus bermain bola dan akhirnya dipanggil untuk memperkuat PS Kerinci pada usia 17 tahun. Kala itu, dirinya tengah mengenyam pendidikan Sekolah Menengah Atas di Kerinci.
2004, Dia dipercaya sebagai kapten tim kesebelasan PS Kerinci pada Porprov Jambi dan berhasil meraih juara 1. Selanjutnya, juga mengikuti liga remaja di Tanjung Jabung Barat dan di Kota Jambi. Saat itu, PS Kerinci berhasil meraih juara 1 dan 2.
"Waktu itu Saya masih SMA. Setelah lulus SMA tahun 2000, Saya kuliah di Universitas Negeri Padang jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga," ujar pria yang juga lulusan Magister Manajemen Olahraga UNP ini.
Di Padang, dirinya terus mengasah kemampuannya dalam bermain bola. Dengan skil dan umpan akurat serta tendangan keras yang dimilikinya, Dia dipercaya oleh beberapa tim sepak bola di Padang. Diantaranya, tim sepak bola Sawah Lunto, Kota Solok, Pesisir Selatan, Bukit Tinggi.
Berbagai prestasi diraihnya, Juara 1 di Porprov Sumatera Barat, selanjutnya membawa Sawah Lunto lolos ke divisi satu dan juara dua di Divisi dua saat memperkuat Solok. Tidak sampai disitu, sosok gelandang pekerja keras dan memiliki umpan matang yang juga bisa ditempatkan di posisi striker ini dipikat oleh tim besar di Padang, yakni PSP Padang yang kala itu berlaga di Copa Indonesia dan Liga Indonesia pada tahun 2005. Namun, kiprahnya hanya setahun, pasalnya selesai kompetisi dirinya mengalami cidera parah di bagian lutut.
"Setelah kompetisi Nasional selesai. Waktu itu ada liga di Padang yang diadakan PSSI Padang. Karena PSP Padang tidak ikut, Saya dipanggil tim I Gaung Putra tim dari Teluk Bayur. Mainnya di lapangan Semen Padang. Disitu Saya cedera," bebernya.
Meski dilanda cidera, tekatnya untuk bermain bola tidak sirna begitu saja. Dia dipanggil tim sepak bola Sawah Lunto dalam kompetisi sepak bola se Sumatera Barat dan meraih juara satu. Pasca turnamen itu, nasib baik datang kepadanya. Selesai kuliah dan meraih gelar SPd, Dia langsung ditawari bekerja dan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) oleh Pemkab Sawah Lunto, ditugasnya menjadi seorang guru Olahraga SMA PGRI Sawah Lunto sampai 2012.
"Setelah 2012 Saya baru pindah ke Kerinci. Sekarang ngajar di SMA 4 Kerinci," tuturnya. Sesekali sambil bercerita, pria dengan sapaan Robet ini meneguk kopi. Berbekal pengalamannya bermain dan pernah menjadi asisten mantan Pemain Tim Nasional Indonesia, Ricky Yakup. Dia dipercaya menggawangi tim sepak bola Kabupaten Kerinci.
"Sampai di Kerinci sudah beberapa kali bawa tim. Gubernur CUP Jambi sudah tiga kali berturut turut. Kemudian juga di Porprov Jambi di Batanghari," sebutnya. Ketika ditanya terkait sepak bola di Jambi, menurutnya kurang dalam pembinaan dan persiapan. Faktor utama dalam segala hal termasuk dalam sepak bola adalah persiapan tim. Semuanya butuh proses.
"Dari awal, sepak bola butuh proses. Prestasi tidak bisa instan. Keseriusan pengurus PSSI untuk membangun sepak bola harus benar-benar dilakukan," katanya.Bahkan, lanjutnya, bukti jika pembinaan sepak bola di Jambi, khusunya di Kerinci sangat kurang adalah ketika dirinya memanggil indra Syafri yang merupakan mantan Pelatih Timnas Indonesia untuk melakukan seleksi. Tidak satupun pemain yang lolos. "Itu saat seleksi yang era Ivan Dimas ddk, Indra Syafri Saya hubungi untuk melihat bakat anak-anak di Kerinci. Tapi tidak ada katanya. Ini kembali pembinaan yang tidak ada. Kita punya relasi, tapi tidak punya kemampuan untuk mengorbitkan pemain," tegasnya.
Dia mencontohkan, di Sawah Lunto misalnya, pengurus di wilayah tersebut sengaja mendatangkan Ricky Yakup untuk memberi dasar-dasar kepelatihan. Ketika itu, dirinya dipercaya menjadi asisten selama 3 tahun, yakni dari 2009 sampai 2011. "Di sana (Sawah Lunto,red) para pelatih diberi dasar-dasar kepelatihan, setelah itu, disuruh melatih tim-tim usia dini yang kemudian dilakukan kompetisi. Disitu nanti terlihat bakat-bakat pemain. Ini berkelanjutan dan ada yang sudah terpilih di Timnas U 23," tandasnya.
"Jadi pengurus Sana, memang serius menggarap sepak bola. Intinya pembinaan secara berkelanjutan yang penting," tambahnya. Saat disinggung soal tim Kerinci yang akan bertarung dengan kesebelasan Kabupaten Tebo di Gubernur Jambi Cup 2015 yang berlangsung Rabu (13/1), dirinya mengaku tidak ragu. Meskipun Tebo saat ini sudah mengantongi dua kali kemenangan.
"Tim Tebo ada beberapa pemain yang Saya lihat punya skil. Jadi memang betul anak-anak ini (pemain kerinci,red) jangan sampai lengah kalau ingin berlanjut ke semi final. Lawan Tebo harus menang kalau ingin lolos," tegasnya. Karenanya, anak asuhnya diminta untuk mengeluarkan kemampuan maksimal. "Kalau kita main maksimal tapi kalah, kita tetap puas. Kalah menang dalam sepak bola adalah penghias lapangan. Yang penting keluarkan kemampuan maksimal," tandasnya. (pds)