iklan Ilustrasi
Ilustrasi

Alhamdulillah, Ramadhan kembali menghampiri kita. Bulan yang agung, bulan yang sarat dengan berkah. Bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik nilainya daripada seribu bulan. Barang siapa yang beribadah di bulan ini dilipatgandakan pahalanya. Pintu-pintu surga di buka lebar-lebar,pintu-pintu neraka di tutup rapat-rapat,dan tangan-tangan setan dibelenggu.Inilah bulan yang Allah tetapkan puasa di siang harinya sebagai kewajiban dan shalat tarawih di malam harinya sebagai sunnah.

Allah SWT mewajibkan kita berpuasa di bulan Ramadhan, sebagaimana yang telah diprogramkan dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 183, yang artinya : Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa

Ayat ini dimulai dengan panggilan Hai orang-orang yang beriman, mengandung arti bahwa puasa Ramadhan ini tidak akan bisa dilaksanakan dengan baik kecuali oleh orang yang beriman. Dengan pengertian lain, bahwa puasa yang dapat mengantarkan pelakunya pada derajat muttaqien hanyalah puasa yang dilaksanakan dengan fondasi iman yang kuat. Tanpa landasan iman yang kokoh, puasanya akan mudah tercampur-baur dengan hal-hal yang merusak pahala puasa yakni kemaksiatan dan kezaliman. Hasilnya tentu hanyalah haus dan lapar.Tidak membekas dan tidak dapat mengantarkan pelakunya pada jenjang taqwallah.

Kriteria orang yang beriman banyak disebutkan dalam Al-Quran. Antara lain dalam Surah Al-Ahzab ayat 36 yang artinya : Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mumin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mumin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain), tentang urusan mereka. Dan, barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata

Setiap Mumin dituntut ber-Islam, tunduk, patuh dan taat terhadap syariat Allah dan Rasul-Nya, baik dimengerti atau tidak dimengerti oleh akalnya, sejalan atau tidak sejalan dengan hawa nafsunya. Seorang Mukmin tidak ada pilihan lain kecuali taat terhadap syariat Allah dan Rasul-Nya yang termaktub dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul. Gugurnya keimanan iblis dan sebagian bani Israel serta para pengemban sepilis, bukan karena mereka tidak beriman pada wujud Allah. Mereka beriman, tapi karena mereka mengkufuri sebagian syariat-Nya ( Lihat QS.Al-Baqarah :75).

Berdasarkan ayat Al-Quran diatas, bahwa iman tidak mengenal prosentase. Yakini dan terima syariat Allah sepenuhnya atau tidak sama sekali ! Tidak ada dalam kamus iman, orang itu sudah agak beriman, atau masih agak ragu. Islam mengajarkan Udkhuluu fissilmi kaffah, masuklah Islam secara totalitas, baik yang berhubungan hablum minallah berupa ibadah mahdhoh seperti shalat, puasa, zakat, zikir dan lainnya. Juga yang berkaitan dengan hablun minannas seperti sistem pendidikan, ekonomi,pergaulan, pemerintahan, dan muamalah lainnya. Allah SWT yang menciptakan alam semesta ini, aturan Allah juga yang paling pas sebagai sistem kehidupan di dunia ini. Inilah yang wajib diimani dan diimplementasikan dengan baik. Dan insya Allah misi rahmatan lilalamin akan terwujud di dunia ini.

Kita tidak boleh pilih-pilih menerapkan aturan tersebut. Misal, hanya menerapkan sistem pergaulannya saja atau ibadah mahdhahnya saja. Kalau begitu kita dikategorikan sebagai orang yang munafik ! Bahkan Allah menyebutnya sebagai orang yang kufur,fasik atau zalim seperti yang difirmankan-Nya dalam Surah Al-Maidah ayat 44,45 dan 47.

Target dari puasa itu sendiri adalah taqwallah. Ini artinya,bahwa orang-orang yang beriman yang melakukan ibadah puasa Ramadhan dengan baik akan dapat mengantarkannya pada keimanan seluruh syariat Islam. Orang yang bertakwa tidak akan hanya beriman dan menjalankan ibadah mahdhah saja seperti shalat dan puasa, tapi juga beriman dan menjalankan ibadah ghairu mahdhah yang berkaitan dengan masalah muamalah seperti sistem pendidikan,sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem pergaulan, sistem politik. Juga ada Uqubat yakni sanksi pidana dan perdata Islam yang digali dari Al-Quran dan Hadis.

Nah, kalau puasa yang kita laksanakan  sudah dapat mengantarkan kita menjadi Muslim Kaffah, dan inilah yang dimaksud dengan laallakum tattaqun mudah-mudahan menjadi orang yang bertaqwa sebagaimana disebut dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah diatas. Kondisi shoimin yang demikianlah sebagai target puasa Ramadhan. Insya Allah.

Oleh Abd.Mukti,S.Ag

Pemerhati Kehidupan Beragama.

 

 


Berita Terkait



add images