JAMBIUPDATE.CO, SURABAYA Anda harus bersiap-siap. Besok, fenomena alam dua kali dalam setahun diperkirakan terjadi.
Yaitu, matahari melintasi khatulistiwa setelah menghangatkan belahan bumi utara dan mengakibatkan musim panas. Dalam "perjalanannya ke selatan", matahari berada tepat di garis khatulistiwa.
Fenomena itu disebut equinox dan biasanya terjadi pada Maret dan September. Di wilayah tropis, peristiwa tersebut juga menjadi penanda pergantian musim.
Maret merupakan tanda pergantian musim hujan ke kemarau dan September tanda pergantian musim kemarau ke hujan.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Juanda Setiawan menegaskan tidak ada yang aneh dengan fenomena equinox.
Semua akan berlangsung seperti biasa dan bukan kali pertama. Artinya, hampir setiap tahun fenomena itu terjadi.
"Tidak ada pengaruh yang membahayakan masyarakat," ucapnya.
Kini matahari berada di sisi utara bergerak ke selatan. Diperkirakan besok, 22 September, pukul 11.00 matahari tepat berada di atas Surabaya.
Equinox berasal dari bahasa latin aequus yang berarti setara dan nox yang artinya malam. Istilah tersebut mulai dikenal pada abad ke-14.
Kala itu masyarakat memaknai dengan malam yang setara. Artinya, durasi antara malam dan siang hampir sama, yakni 12 jam.
Namun, kenyataannya tidak demikian, bisa jadi lebih lama siang atau malam. Yang jelas memang hampir bersamaan.
Fenomena itu juga tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara. Biasanya, suhu di wilayah equinox di kisaran 32-36 derajat Celsius.
Misalnya, yang terjadi di Surabaya beberapa hari terakhir. Suhu mencapai 32 derajat Celsius.
"Masih normal. Sebab, beberapa waktu lalu sempat 34 derajat Celsius," katanya.
Kecepatan angin juga relatif normal. Yakni, sekitar 5 kilometer per jam hingga 30 kilometer jam. Jarak pandang untuk penerbangan pun tidak ada masalah. Yakni, 4 hingga 10 kilometer.
Hari ini cuaca diperkirakan masih sama dengan kemarin. Suhu sekitar 26-34 derajat Celsius. Kelembapan udara pada 58-88 persen. Kemudian, kecepatan angin sekitar 5-30 kilometer per jam.
Cuaca di perairan laut Jawa juga relatif normal. Kecepatan angin 8-32 kilometer per jam. Lalu, ketinggian gelombang 0,3-0,8 meter.
Setiawan meminta masyarakat tidak perlu khawatir. Hingga kini, kondisi cuaca di Surabaya dan sekitarnya masih normal.
Terkait hujan yang sesekali turun, dia juga menganggap fenomena itu wajar. Musim kemarau tidak berarti tidak boleh ada hujan.
"Tetap bisa terjadi hujan, tapi intensitasnya rendah," ungkapnya.
Setiawan meminta masyarakat tidak mempersoalkan kondisi cuaca yang terjadi di Surabaya dan sekitarnya. Panas yang terjadi beberapa hari ini masih batas normal.
BMKG Juanda terus melakukan pemantauan melalui radar setiap fenomena alam di wilayah Surabaya dan sekitarnya. (riq/c15/dos/flo/jpnn)
Sumber: www.jpnn.com