iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

JAMBIUPDATE.CO - Bagi Jono dan Pono, ada banyak tempat untuk esek-esek. Karena dana cekak, dua lelaki itu memilih kuburan sebagai tempat melampiaskan nafsunya. Hal tersebut dipergoki petugas Unit Reskrim Polsek Sawahan.

Pada Sabtu (22/10) petugas mencurigai kegiatan prostitusi di sekitar Taman Pemakaman Umum (TPU) Kembang Kuning. Sekitar pukul 23.00, petugas yang mengenakan pakaian preman ditawari pekerja seks komersial (PSK) yang berjejer di sepanjang jalan TPU. 

Setelah deal, petugas diajak masuk ke sela-sela makam. Sebelumnya, penyewa harus membeli sebotol air mineral dan tisu seharga Rp 1.000. Itu air isi ulang. Yang diisi dari air sumur. 'Fungsinya untuk cewok (cebok, Red)," ujar Kapolsek Sawahan Kompol Yulianto.

Nah, saat perjalanan menuju medan peperangan, petugas melihat dua pasangan yang siap hohohihe. Petugas menunggu sebentar hingga mereka benar-benar melakukan. 'Saat itu Jono sudah membuka celananya dan AR (PSK, Red) sudah menyingkap roknya. Kami tunggu sebentar," beber Yulianto.

Tak jauh dari situ, ternyata ada pasangan lain, yaitu Pono dan WG. Gaya mereka sedang aneh-aneh. Medan yang 'berliku' di antara nisan memang membuat mereka harus 'akrobat'.

Karena tidak ingin kecolongan, saat permainan dimulai, petugas langsung menyergap. Memang, sistemnya hanya short time. Setelah keluar, langsung tancap gas. Ketika disergap, empat pelaku tak berdaya. 'Saat itu saya sedang klimaks-klimaksnya," ujar Jono.

Pono malah mengaku rugi. Jatahnya kurang satu ronde. Saat disergap, dia sedang beristirahat setelah menyelesaikan ronde pertama. 'Padahal, baru satu ronde, saya bayar untuk dua ronde," beber Pono.

Keduanya mengaku memilih bermain di kuburan karena tidak punya uang jika harus membayar losmen. Untuk itu, mereka memilih tempat di alam bebas. 'Lagian, kalau di atas nisan itu enak, dingin-dingin ngilu," katanya. (aji/c7/dos)


Sumber: www.jawapos.com

Berita Terkait



add images