iklan Warga SAD saat mengucapkan 2 kalimat syahadat didepan walikota jambi Sy Fasha.
Warga SAD saat mengucapkan 2 kalimat syahadat didepan walikota jambi Sy Fasha.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Ini mungkin pengucapan 2 kalimat syahadat terbesar pertama kali di Indonesia yang dilakukan oleh warga Suku Anak Dalam (SAD) yang berasal dari pedalaman Provinsi Jambi.

Sebanyak 181 warga SAD yang belum memiliki agama itu terdiri, dewasa laki-laki 53 orang, dewasa perempuan 41 orang, remaja laki-laki 17 orang dan remaja perempuan 19 orang. Sementara anak-anak terdiri dari, 28 orang anak laki-laki dan 23 orang anak perempuan. Mereka bersama-sama mengucapkan ikrar 2 kalimat tersebut di Balai Adat Tanah Pilih Pusako Batuah Kota Jambi, Senin (30/1).

Wali Kota Jambi H. Syarif Fasha selaku Pemangku Adat Tanah Pilih Kota Jambi memfasilitasi kegiatan tersebut. Berbagai fasilitasi prosesi tersebut seperti penjemputan, penginapan, konsumsi termasuk pakaian dan perlengkapan ibadah seperti baju koko, kain sarung dan peci bagi pria serta jilbab dan mukena bagi wanita, termasuk juga uang saku disiapkan oleh Wali Kota Syarif Fasha secara pribadi.

Wali Kota Syarif Fasha juga bertindak sebagai pemandu pengucapan 2 kalimat syahadat itu. Bersama Syarif Fasha turut menjadi pembimbing pengucapan syahadat, yaitu dai kondang Syekh Ali Jaber, Ketua DPP FPI KH. Ahmad Shobri Lubis, LC, Kakan Kemenag Provinsi Jambi, Ketua DPRD Kota Jambi, Ketua MUI, Ketua Lembaga Adat, serta sejumlah pejabat dari Kemenag Kota Jambi (KUA Kecamatan) se-Kota Jambi.

Dalam prosesi pengucapan 2 kalimat syahadat itu, Wali Kota Fasha sebagai pembimbing juga memberikan nama baru bagi salah seorang warga SAD tersebut, dari sebelumnya bernama Becayo menjadi Muhammad Nur. Tampak Muhammad Nur yang baru saja menjadi muallaf itu meneteskan air mata saat Fasha menjelaskan makna dari nama yang diberikan kepadanya. Wali Kota Fasha juga sempat menyerahkan sebuah Alquran dan meminta Muhammad Nur untuk belajar membacanya.

"Kami senang ati, masok Eslam (Islam-red), Rajo kami (Syarif Fasha-red), ngase kami namo baru," tutur muallaf Muhammad Nur sambil meneteskan air mata.

Kepada sejumlah wartawan, Wali Kota Syarif Fasha menjelaskan, SAD yang masuk Islam itu berasal dari kawasan Hutan Taman Nasional Bukit Dua Belas.

"Sebelumnya, Yayasan Agrapana Bhumi Indonesia melakukan pendampingan warga SAD di Taman Nasional Bukit Dua Belas. Lalu kepala desa atau temenggung menemui pihak yayasan dan menyatakan bahwa warga SAD ingin masuk Islam. Kemudian pihak yayasan menghubungi saya, dan saya pun menyanggupi memberikan fasilitasi warga yang ingin menjadi muallaf tersebut," terang Fasha.

Berkenaan dengan proses berikutnya pasca pengucapan 2 kalimat syahadat itu, Wali Kota Syarif Fasha berencana akan membangunkan masjid atau musholla serta juga akan mengutus dai untuk memberikan bimbingan, selain itu juga akan mengirimkan beberapa orang yang terpilih dari muallaf Suku Anak Dalam itu untuk mengikuti pendidikan agama Islam di pondok pesantren.

"Kami sudah diskusikan dengan Dewan Masjid untuk mendirikan masjid atau musholla di wilayah mereka nanti. Kita juga akan kirimkan dai untuk memberikan bimbingan kepada mereka tentang tuntunan agama Islam. Selain itu juga beberapa diantara mereka nanti akan kita pilih untuk masuk pesantren, sehingga usai dari pesantren mereka akan mengajarkan ilmu agama dilingkungannya sendiri," harap Fasha.

Sementara itu temenggung Nguyup yang telah memeluk Islam dan bernama M. Yusuf, saat ditanya mengapa pengucapan 2 kalimat syahadat itu dilakukan di Kota Jambi, ia menjelaskan hal itu sudah menjadi taqdir Tuhan.

"Inilah taqdir Tuhan, dan mungkin inilah jodoh kami bertemu Rajo (Fasha-red)," ujarnya.

Menurut M. Yusuf seluruh warga SAD yang menjadi muallaf tersebut telah memutuskan untuk hidup menetap dan menjalani hidup berkebun. Kita akan hidup menetap. Mungkin akan memanfaatkan lahan yang ado untuk berkebun," tambahnya.

Kabag Humas Kota Jambi, Abu Bakar menjelaskan, sejatinya sebanyak 404 warga SAD yang menyatakan akan mengucapkan dua kalimat syahadat pada Senin (30/1), namun karena kendala alam, membuat mereka tidak dapat keluar hutan yang memang sulit ditempuh terangnya.

Namun lanjutnya, Wali Kota Jambi Syarif Fasha tetap akan membantu dan berusaha memfasilitasi niat baik dari warga SAD yang mau memeluk agama Islam itu.

Saat berita ini diturunkan tampak ratusan SAD secara bergantian dipandu melafazhkan syahadat. Sementara yang telah mengucapkan syahadat langsung melakukan prosesi berikutnya yaitu mandi wajib dan berkhitan.

Acara prosesi pengucapan kalimat syahadat yang juga dikerjasamakan Lembaga Adat, YABI, FPI, MUI dan Kementerian Agama itu berlangsung khidmat.

Wali Kota Jambi H. Syarif Fasha selaku Pemangku Adat Tanah Pilih Kota Jambi memfasilitasi kegiatan tersebut. Wali Kota Jambi itu juga bertindak sebagai pemandu saat pengucapan kalimat syahadat.

Kepada sejumlah wartawan, Wali Kota Syarif Fasha menjelaskan, SAD yang masuk Islam itu berasal dari kawasan Hutan Taman Nasional Bukit Dua Belas.

"Sebelumnya, Yayasan Agrapana Bhumi Indonesia melakukan pendampingan warga SAD di Taman Nasional Bukit Dua Belas. Lalu kepala desa atau tememggung menemui pihak yayasan dan menyatakan bahwa warga SAD ingin masuk Islam. Kemudian pihak yayasan menghubungi saya, dan saya pun menyanggupi memberikan fasilitasi warga yang ingin menjadi mualaf tersebut," terang Fasha.

Berkenaan dengan proses berikutnya pasca pengucapan 2 kalimat syahadat itu, Wali Kota Syarif Fasha berencana akan membangunkan masjid atau musholla serta juga mengirimkan beberapa orang yang terpilih dari muallaf Suku Anak Dalam itu untuk mengikuti pendidikan agama Islam di pondok pesantren.

"Kami sudah diskusikan dengan Dewan Masjid untuk mendirikan masjid atau musholla di wilayah mereka nanti. Selain itu juga beberapa diantara mereka nanti akan kita pilih untuk masuk pesantren, sehingga usai dari pesantren mereka akan mengajarkan ilmu agama dilingkungannya sendiri," harap Fasha.

Sementara itu, Kabag Humas Kota Jambi Abu Bakar, menjelaskan awalnya sebanyak 404 orang warga SAD yang akan mengucapkan syahadat, namun karena kendala kondisi alam hal tersebut urung dilakukan.

"Sejatinya sebanyak 404 warga SAD yang menyatakan akan mengucapkan dua kalimat syahadat pada hari ini (30/1), namun karena kendala alam, membuat mereka tidak dapat keluar hutan yang memang sulit ditempuh," terangnya.

Namun ia menjelaskan, Wali Kota Jambi Syarif Fasha tetap akan membantu dan berusaha memfasilitasi niat baik dari warga SAD yang mau memeluk agama Islam itu.

Saat berita ini diturunkan tampak ratusan SAD secara bergantian dipandu melafazhkan syahadat. Sementara yang telah mengucapkan syahadat langsung melakukan prosesi berikutnya yaitu mandi wajib dan berkhitan.

Acara prosesi pengucapan kalimat syahadat yang juga dikerjasamakan dengan MUI dan Kementerian Agama setempat itu berlangsung khidmat. (hms/wan)


Berita Terkait



add images