iklan BNN
BNN

JAMBIUPDATE.CO - IH, pecandu narkoba memilih kabur dari kantor BNN Kota Surabaya karena takut direhabilitasi.

Dia berusaha kabur dengan loncat dari lantai dua gedung tersebut.

Akibatnya kini kaki kanannya dibalut perban lantaran jatuh dari lantai 2.

Sambil menutupi wajahnya, lelaki 27 tahun tersebut berbaring di ranjang dan meringis kesakitan.

Salah seorang pegawai BNNK Surabaya yang enggan namanya disebut mengungkapkan kaburnya IH sama sekali tidak diperkirakan.

"Dia buka jendela, terus loncat, padahal nggak diapa-apain," ucap sumber tersebut kepada Jawa Pos.

Begitu mendarat di tanah, IH langsung mengerang kesakitan. Tak lama, dia bangkit, lantas mencegat warga sekitar yang sedang mengendarai motor.

Di samping kantor BNNK di Jalan Grudo V/2, memang ada perkampungan.

Kontan, warga itu terkejut. IH langsung meminta diantar dengan motor.

"Tapi, nggak jelas tujuannya ke mana. Ngomong-nya berlepotan," imbuhnya.

Pada saat bersamaan, beberapa staf BNNK mengetahui kejadian tersebut.

Mereka hafal dengan wajah IH. Pria asal Kalimas itu kemudian kembali dibawa ke kantor.

"Dia bilang pengin lari soalnya takut dipenjara," lanjut sumber tersebut.

Beberapa pegawai yang mendengar jawaban itu cuma bisa geleng-geleng kepala.

Mereka menjelaskan bahwa rehabilitasi adalah pemulihan dari ketergantungan narkotika.

Status IH adalah voluntary. Artinya, dia datang karena sukarela.

Di sisi lain, Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti menyatakan bahwa kondisi IH membaik. Kakinya hanya terkilir dan cederanya tidak terlalu serius.

"Masih pemulihan dengan didampingi keluarganya," terangnya.

Berdasar catatan lembaga antimadat tersebut, IH diantar orang tuanya ke kantor BNNK pekan lalu.

Orang tua IH meminta pria yang tidak punya pekerjaan tetap itu dipulihkan dari ketergantungan narkotika.

Suparti menuturkan, pihaknya memperlakukan pasien rehabilitasi seperti keluarga.

Selama berada di kantor BNNK, IH juga menonton TV dan berkonsultasi dengan dokter.

Di ruang klinik tersebut, sebenarnya sudah ada petugas yang berjaga di luar.

IH menjadi pecandu sabu-sabu sejak lima tahun lalu. Dia mengonsumsi sabu-sabu karena diajak teman-temannya di lingkungan tempat tinggalnya.

Suparti tidak memungkiri, saat sakau, IH kerap berontak. IH berteriak kencang lantaran tak bisa mengonsumsi barang haram itu.

Sangat mungkin dia nekat melompat dari lantai 2 karena depresi. "Itulah efek narkoba bagi pecandu akut. Memang tak bisa mengendalikan diri," jelasnya. (did/c18/git/jpnn)


Sumber: www.jpnn.com

Berita Terkait



add images