iklan Walikota Jambi, Sy Fasha saat mendonorkan darahnya lewat PMI Jambi untuk disumbangkan ke Rizki yang menderita Thalasemia.
Walikota Jambi, Sy Fasha saat mendonorkan darahnya lewat PMI Jambi untuk disumbangkan ke Rizki yang menderita Thalasemia.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Wali Kota Jambi H. Syarif Fasha tampaknya telah menjadikan aktivitas sosialnya sebagai pendonor darah menjadi lifestyle (gaya hidup). Karena menurutnya sejak menjadi pendonor dirinya semakin bugar.

"Seseorang yang menyumbangkan darahnya 3 sampai 4 kali dalam 1 tahun, mampu membebaskannya dari ancaman penyakit seperti Hepatitis C, Hepatitis B, Sipilis, bahkan HIV," tuturnya beberapa waktu lalu.

Fasha juga berharap anak-anak muda menjadi motor (penggerak-red) di komunitasnya. Apalagi menurutnya, Ketua PMI yang juga Wakil Presiden H.M. Jusuf Kalla secara nasional telah menetapkan slogan kampanye Blood Donor is Lifestyle. PMI juga saat ini gencar menyediakan fasilitas donor darah di berbagai acara serta di sejumlah tempat umum seperti kampus, mall, dan penempatan kendaraan donor (mobile) di lokasi-lokasi seperti taman-taman termasuk di pedestrian Jomblo.

Sebagaimana diketahui, Wali Kota Jambi Syarif Fasha memang kerap mendonorkan darah bagi warganya di Kota Jambi, khususnya kepada penderita thalasemia, terlebih lagi Fasha juga memiliki golongan darah yang langka yakni A+.

Kebiasaan Fasha sebagai satu-satunya kepala daerah di Provinsi Jambi yang aktiv mendonorkan darah itu pun kini viral di kalangan netizen. Terlebih lagi, Fasha tidak hanya mendonorkan darahnya saja, namun Ia juga mengunjungi warganya yang membutuhkan bantuan darah itu. Kekuatan hubungan emosional tersebut membuat Fasha dinilai netizen sebagai Wali Kota yang peduli dengan kemanusiaan.

Potret peduli sesama itu setidaknya tampak baru-baru ini saat Fasha mendonorkan darahnya untuk Rizki (12) bocah penderita thalasemia mayor. Fasha yang mendapat kabar adanya warga yang membutuhkan bantuan darah itu, langsung menyambangi unit transfusi darah Palang Merah Indonesia (PMI) Jambi selepas melaksanakan shalat Jumat (10/2).

Usai mendonorkan darahnya, Fasha pun langsung menuju ke Rumah Sakit Umum Daerah H. Abdul Manap. Saat bertemu Rizki, tampak Fasha tak mampu menyembunyikan rasa haru dan sedihnya.

"Saya sengaja menjumpai Rizki di rumah sakit ini, saya mengantarkan darah ini untuknya. Darah Wali Kota ini untuk Rizki," bisik Fasha ditelinga Rizki waktu itu.

Ditempat yang sama, orangtua Rizki, Endang Supriatna, tampak tak mampu menahan air mata saat mendapat kunjungan Wali Kota. Bapak yang bekerja sebagai tukang ojek untuk menafkahi isteri dan 3 orang anak yang semuanya mengidap thalasemia itu menuturkan rasa harunya.

"Alhamdulillah, doa kami di ijabah oleh Allah. Saya sangat berterima kasih pak Wali, semoga ini jalan terbaik untuk membantu anak-anak kami. Kami juga tidak punya pekerjaan tetap, rumah pun kami numpang," tuturnya sambil meneteskan air mata.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kota Jambi Abu Bakar, menceritakan banyak hal tentang komitmen kemanusiaan yang telah diajarkan Fasha kepada aparaturnya.

Kata Abu Bakar, Wali Kota Syarif Fasha dalam aktivitasnya sehari-hari sebagai kepala daerah juga sangat aktiv dalam berbagai kegiatan sosial. Ia memang ikhlas mengabdikan dirinya untuk masyarakat Jambi. Ia juga komit tidak mengambil gajinya sebagai Wali Kota. Sejak menjabat hingga kini gajinya diperuntukan bagi kegiatan sosial, diantaranya seperti membantu biaya pendidikan dan kesehatan masyarakat kurang mampu, termasuk mengadakan ratusan kursi roda gratis untuk penyandang disabilitas di Kota Jambi.

Tidak jarang pula, Fasha melakukan berbagai kegiatan sosial secara spontan, seperti saat ia mendonorkan darahnya untuk warga di Kelurahan Payo Selincah Kecamatan Paalmerah, pada Maret 2016 lalu. 

Fasha yang mendapat informasi dari stafnya, langsung menyambangi Dimas (9) penderita thalasemia yang juga bergolongan darah langka, A+ yang sama dengan Wali Kota.

Fasha yang ketika itu tiba bersama tim dari PMI langsung mendonorkan dan menyerahkan darahnya kepada Dimas yang saat itu terduduk lesu dipangkuan ibunya.

Fasha juga tidak jarang bertindak "heroik", demi kemanusiaan. Seperti saat ia memaksa petugas PMI agar mengambil darahnya untuk balita Nizam (4 ) penderita anemia plastik, pada Mei 2016 lalu. Pesan singkat di akun sosialnya yang mengabarkan balita Nizam sedang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan darah A+, membuat Fasha yang baru saja tiba di Kota Jambi dari kunjungan kerjanya sebagai pembicara di New Delhi India langsung bergegas menuju unit transfusi PMI untuk mendonorkan darahnya.

Saat tiba, petugas PMI sempat menolak permintaan Fasha. Tim medis, menyarankan Fasha untuk tidak melakukan transfusi karena berdasarkan data PMI, Fasha baru saja mendonorkan darahnya 2 bulan lalu untuk bocah Dimas. Apalagi saat itu Fasha juga sedang berpuasa sunnah (Senin - Kamis).

Namun Fasha tetap saja ngotot dan memaksakan diri dengan alasan demi kemanusiaan. Setelah diperiksa oleh dokter dan dinyatakan secara medis, akhirnya transfusi pengambilan darah Fasha pun dilakukan.

Adapun dalam kondisi normal memang disarankan transfusi berjarak minimal 3 bulan. Meskipun demikian dalam keadaan tertentu demi kemanusiaan dapat dibolehkan setelah lebih dahulu pendonor diperiksa dan atas izin dokter dinyatakan layak untuk dilakukan transfusi. 

Aksi heroik Wali Kota Jambi Syarif Fasha di PMI siang itu, sempat menarik perhatian pengunjung PMI. Siti Minarni warga Kabupaten Muaro Jambi, ibu dari Nizam pengidap anemia plastik yang menerima donor darah dari Wali Kota Syarif Fasha juga tak mampu menyembunyikan rasa harunya. Siti sempat meneteskan air mata saat menyaksikan secara langsung kegigihan Fasha mendonorkan darah untuk anaknya. 

Siti mengatakan sangat terharu dengan Wali Kota Syarif Fasha yang mau mendonorkan darah untuk putranya, meskipun Siti tidak berdomisili di Kota Jambi.

Komitmen Wali Kota Jambi di bidang kesehatan khususnya terkait dengan dukungan pemerintah daerah kepada penyediaan darah diantaranya dengan melakukan kerjasama bersama PMI, yaitu dengan optimalisasi pendonor darah dilingkungan Pemerintah Kota Jambi.

Pola kerjasamanya, selain melakukan sosialisasi dengan mendorong ASN dan tenaga kotrak untuk menjadi pendonor, Pemerintah Kota Jambi melalui Korpri juga menyiapkan data pendonor, termasuk dari keluarga Korpri.

Fasha juga berharap, aparaturnya selain aktiv mendonorkan darahnya di PMI, unit transfusi mobile PMI diharapkan juga akan masuk ke SKPD-SKPD, sehingga suatu saat diharapkan dapat membantu kebutuhan darah di PMI.

Pemerintah Kota Jambi dengan program kesehatan sebagai salah satu prioritas pembangunannya, saat ini gencar meningkatkan infrastruktur dan pelayanan di masyarakat. Selain meningkatkan infrastruktur dan pelayanan rumah sakit umum daerah, Pemerintah Kota Jambi juga meningkatkan status puskesmas pelayanan pertama menjadi Puskesmas 24 jam dan Puskesmas Rawat Inap. 

"Sebagai pemenang Inovasi TOP25 untuk Klinik Lansia dari Kemenpan-RB, Pemerintah Kota Jambi juga terus menelorkan berbagai inovasi dibidang kesehatan untuk mencapai target Kota Jambi sebagai Kota Sehat, dintaranya seperti dengan inovasi layanan kesehatan dirumah (home care-red)," tutur Abu Bakar, menutup ceritanya. (*/wan)

(*/wan)


Berita Terkait



add images