JAMBIUPDATE.CO - Untuk kesekian kalinya lintasan kereta api tanpa palang pintu memakan korban. Kali ini, menimpa rombongan keluarga yang hendak menjenguk anaknya yang mondok di pondok pesantren, di Bululawang, Kabupaten Malang. Nasih nahas itu menimpa Koptu Sujianto, 38, warga Jalan Ronggolawe, RT 25/RW 03, Sumberpucung bersama keluarganya. Ini karena istri anggota TNI-AL Lantamal V Surabaya itu, Anik Setyoningsih, 30, dan putranya, M. Iqbal Ridho Syahputra, 10, tewas seketika saat mobil yang disopiri Sujianto disambar kereta api di rel perlintasan Jalan Adi Santoso, Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Kepanjen, Minggu (19/2), pukul 10.55. Sedangkan Sujianto hingga tadi malam masih dalam kondisi kritis di RSUD Kanjuruhan, Kepanjen.
Parno, salah seorang saksi mata menyatakan, sebelum terjadi tabrakan, mesin mobil Suzuki APV L 1751 FS itu memang mati ketika di rel kereta api. Penumpang belum sempat menghidupkan lagi mesin mobilnya, tiba-tiba melintas Kereta Api Penataran bernomor lokomotif CC 2018353 yang dimasinisi Hadi Santoso, 29, dengan asisten Anton Prasetyo, 27.
Bruakkkk¦ tabrakan tidak terhindarkan lagi. Sujianto, Anik, dan putranya yang duduk di kursi depan, sudah tidak bisa menghindar lagi. Sehingga ketiganya tetap berada di dalam, saat mobil tersebut terseret kereta hingga 150 meter ke arah selatan. Mobil nahas itu baru berhenti setelah terlempar dan dua kali terguling ke dekat persawahan. Mesin mobil memang mati di tengah rel, ujar pria 50 tahun yang rumahnya dekat lokasi tabrakan tersebut.
Kondisi kendaraan jenis SUV (super utility vehicle) ini pun ringsek seketika. Sang sopir, Sujianto mengalami benturan keras pada kepala. Sedangkan istri dan anaknya mengalami luka berat pada kepala serta meninggal dunia di lokasi. Korban tewas pun langsung dilarikan ke kamar mayat Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), pukul 12.00. Sedangkan Sujianto dilarikan ke RSUD Kepanjen.
Sutrisno, kerabat korban, yang ditemui di RSSA menjelaskan, ketiga kerabatnya itu hendak mengantarkan bekal untuk anak sulungnya, Vellin Sabila Jihan Lanuci, 15, yang sedang mondok di Desa Ketawang, Gondanglegi. Vellin yang saat ini duduk di bangku SMP kelas VIII ini memang sering dikirimi bekal oleh keluarganya saat hari Minggu.
Ketika polisi mengevakuasi mobil itu, di dalamnya ada banyak makanan. Karena ayahnya (Sujianto) biasa libur hanya Minggu saja. Biasanya juga lewat situ (Ardirejo) karena bisa langsung ke Gondanglegi, terang Sutrisno sembari menunjukkan kartu keluarga milik korban.
Syamsul Arifin, ketua SAR Awanga yang mendampingi proses evakuasi korban mengungkapkan, korban diduga tidak melihat kereta api yang hendak melintas. Kemungkinan pandangannya terhalang bangunan di sana. Biasanya juga ada warga yang menjaga perlintasan kereta, katanya.
Kondisi terakhir Sujianto dikabarkan mengalami patah tulang rahang, pembengkakan pada otak atau gegar otak ringan, patah tulang pipi kiri dan pelipis kiri, serta patah tulang rusuk nomor 9, 10, dan 11.
Kapolsek Kepanjen Kompol Mas Akhmad Sujalmo menambahkan, kasus tabrakan ini masih didalami. Sesuai data yang diterima, mobil memang melaju dari barat menuju timur di kawasan pasar hewan Ardirejo, Kepanjen, Kabupaten Malang. Mobil saat ini berada di Polsek Kepanjen dan kejadian ini ditangani Unit Laka Lantas Polres Malang, tandas dia. (viq/jaf/c2/abm/mik-JPG)
Sumber: www.jawapos.com
