iklan Ozy Noveza.
Ozy Noveza.

Oleh : Ozy Noveza

GENDERANG Pilkada Jambi Jilid III sudah mulai ditabuh. Meski baru dihelat tahun depan, namun tabuhan itu terus saja membahana, bahkan semakin kencang.

Pada edisi kali ini, ada tiga Kabupaten/Kota yang akan melaksanakan pemilihan Bupati/Walikota. Ketiga daerah teresebut yaitu Kabupaten Merangin, Kabupaten Kerinci, dan Kota Jambi. Pemilihan ini akan dilakukan pada waktu yang bersamaan. Meski akhir masa jabatan dari masing-masing kepala daerah tersebut berbeda. Jabatan Bupati Merangin akan berakhir pada 06 Agustus 2018. Kemudian jabatan Walikota Jambi 04 November 2018. Terakhir Bupati Kerinci yang akan menutup masa jabatannya pada 04 Maret 2019.

Dari ketiga daerah tersebut, ada hal menarik yang sepertinya patut untuk diberi perhatian lebih. Para petahana dari semua daerah peserta pesta demokrasi kali ini sama-sama berniat kembali mencalonkan diri. Dua Kabupaten dan satu Kota yaitu, Merangin, Kerinci, dan Kota Jambi para incumbentnya kembali maju dalam pertarungan pilkada. Meski sampai saat ini belum ada yang menentukan akan berpasangan dengan siapa pada Juni 2018 nanti.

Niatan para incumbent untuk kembali mencalonkan diri tentu menimbulkan pertanyaan. Seberapa besarkah peluang incumbent untuk kembali terpilih sebagai kepala daerah? Incumbent akan diuntungkan karena bisa menggunakan jargon memberi bukti bukan janji. Namun hal itu hanya dapat dilakukan oleh petahana yang sukses dalam menjalankan pemerintahannya. Karena bila kepala daerah dinilai gagal selama memimpin, para penantang akan menggunakan kelemahan itu dengan mengusung tema semangat perubahan.

Salah satu tolak ukur keberhasilan seorang kepala daerah yang mudah dilihat dan dinilai oleh publik adalah sukses atau tidaknya dalam hal pembangunan. Karena dapat dinikmati dan dirasakan oleh semua masyarakat. Dengan adanya peningkatan infrastruktur maka  masyarakat akan merasakan perubahan secara lebih nyata. Setidaknya perubahan dalam hal fasilitas publik yang lebih baik.

Peluang Incumbent

Seberapa besar peluang incumbent di Pilkada Jambi mendatang setidaknya dapat kita lihat dari apa capaian yang telah dilakukan selama menjabat. Coba kita lihat apa yang sudah dilakukan oleh H. Syarif Fasha, M.E. Sebagai Walikota Jambi, Fasha dinilai telah berhasil menjadikan rona fisik kota jambi jauh lebih estetik. Sarana parasarana dasar perkotaan semakin optimal dan diperluas akses dan juga cakupannya. Pembangunan lingkungan yang lebih ditujukan pada peningkatan kapasitas dan kearifan lokal yang berkelanjutan.

Lihat lagi yang dilakukan H. Al-Haris, S.Sos, M.H. Merangin yang merupakan wilayah  Kabupaten terluas dibandingkan Kabupaten/Kota lain di Provinsi Jambi. Namun di tangan Haris Geliat pembangunan di Merangin mampu berkembang cukup pesat. Diantaranya pembangunan rusunawa (rumah susun sewa), dan juga infrastruktur lain seperti jalan dan jembatan. Jalan jalan yang di aspal tidak haya di tingkat desa saja. Jalan tingkat RT pun turut dibangun dan terus diperbaiki.  

Selanjutnya lihat apa yang dilakukan oleh DR. H. Adirozal, M.Si di Kerinci yang berstatus sebagai ikon pariwisata Jambi. Bersama Adirozal, Kerinci terus berbenah dan membangun infrastruktur. Terutama pembangunan infrastruktur transportasi dan sektor pariwisata. Tampilan dari objek-objek pariwisata semakin diperindah.

Bila menilik pada keberhasilan pembangunan sebagai indikator sukses tidaknya   seorang pemimpin. Maka terpilih atau tidaknya incumbent bisa terjawab. Kalau pembangunan sukses tentu akan dipilih lagi, tetapi jika progress pembangunan tidak terlihat maka tidak akan dipilih.

Hambatan Incumbent

Sebagai incumbent untuk mempertahankan posisi sebagai orang nomor satu bukanlah tanpa hambatan. Incumbent akan dihadang oleh penantang yang siap menjegal langkah-langkah mereka. Di Kerinci ada Monadi yang merupakan putera Murasman mantan Bupati priode 2009-2014. Bukan tidak munngkin Monadi bisa mengembalikan skenario pada tahun 2014, dimana saat itu Murasman yang maju sebagai incumbent dapat dikalahkan oleh bupati Kerinci saat ini yaitu Adirozal.

Di Merangin ketenangan Haris akan diusik lagi oleh Nalim, mantan Bupati Merangin sebelumnya yang siap merebut kembali posisi Merangin satu. Selain posisinya diperkuat karena sebagai anggota Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPW Paratai Amanat Nasional (PAN) akan mempermudah pendekatan ke partai politik. Nalim junga telah membangun kekuatan hingga ke tingkat desa dan kembali menghimpun tim suksesnya pada Pilkada Merangin 2013 lalu.

Kemudian di Kota Jambi kontestasi bursa calon Walikota turut diramaikan oleh adik kandung Gubernur Zumi Zola.  Zumi Laza yang sudah masif sosialisasi elektabilitasnya kian meningkat. Nama Laza cukup diperhitungkan untuk dapat mengabil alih kursi Walikota dari incumbent. Mungkin saja Laza akan mengikuti jejak sang kakak yang mampu merebut kekuasaan dari tangan incumbent.

Kesemua nama tersebut mempunyai peluang untuk mengganggu kenyamanan para incumbent untuk melenggang bebas terpilih kembali. Karena dalam politik segala kemungkinan bisa terjadi dan akan menjadi mungkin.

Otomatis tiga calon penantang ini punya kekuatan dan basis masing-masing. Tentu tidak boleh juga dinafikan peluang kandidat lain yang sewaktu-waktu dapat meberikan kejutan-kejutan.  

_____________________

Penulis adalah Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi.


Berita Terkait