iklan Sejumlah ranting dan dahan pohon diletakan di tengah Jalan Raya Abepura-Padang Bulan oleh warga yang melakukan aksi protes terkait isu adanya pembakaran kitab suci, Kamis (25/5). (CENDRAWASIH POS/JPG)
Sejumlah ranting dan dahan pohon diletakan di tengah Jalan Raya Abepura-Padang Bulan oleh warga yang melakukan aksi protes terkait isu adanya pembakaran kitab suci, Kamis (25/5). (CENDRAWASIH POS/JPG)

JAMBIUPDATE.CO, JAYAPURA - Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI George Elnadus Supit memberikan pernyataan tegas terkait kerusuhan yang terjadi di Padang Bulan, Waena, Kamis (25/5) kemarin. Aksi brutal tersebut dipicu oleh dugaan adanya kitab suci dibakar di belakang wisma Kepala Staf Korem (Kasrem) 172/PWY.

Pangdam memastikan akan bertanggung jawab dengan kejadian ini dan memproses semuanya secara tuntas. Namun dari hasil penyelidikan, disimpulkan bahwa tak ada unsur kesengajaan dari kejadian tersebut.

TNI juga meminta publik jangan mudah terprovokasi dan disusupi mengingat kejadian ini sudah ditangani. "Saya akan bertanggung jawab dan akan memproses secara transparan. Tapi ingat yang dibakar belum diketahui apakah benar kitab suci atau bukan," kata Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI George Elnadus Supit seperti dikutip dari Cenderawasih Pos, Sabtu (27/5).

Pangdam yang kemarin datang bersama mantan Pangdam XVII/Cenderawasih yang saat ini menjabat Wakasad, Mayjen TNI Hinsa Siburian menegaskan, bahwa Kasrem bertanggung jawab penuh atas semua rumahnya termasuk anggotanya yang bekerja. Dari kejadian tak mengenakkan ini, dia melihat tak ada unsur kesengajaan dalam kasus tersebut.

"Ada anggota yang bekerja bersih-bersih dan mengumpulkan barang-barang yang tak dipakai namun tidak diperiksa secara detail, main dilempar saja ke bak sampah lalu dibakar," ucapnya.

Pangdam memastikan kembali tak ada unsur kesengajaan apalagi Kasrem beragama Katolik dan tidak mungkin membakar kitab suci. "Saya potong langsung lehernya jika dia sengaja. Pangdam langsung yang potong, jangan orang lain jika betul terjadi kesengajaan," tegasnya.

Dia mengatakan, baru dua orang yang dimintai keterangan dan Pangdam meminta masyarakat bijak memanfaatkan medsos. "Berikan kepercayaan kepada kami dan kami jamin diproses sebenar-benarnya. Berpikir, jangan dengan emosi," bebernya.

Wakasad Mayjen TNI Hinsa Siburian menambahkan bahwa ada situasi yang sangat manusiawi. Anggota yang berjaga di kediaman Kasrem membersihkan gudang kemudian membakar barang-barang yang tak digunakan. Namun Hinsa menyampaikan bahwa anggota tersebut tak tahu jika di dalam ada buku yang disebut-sebut sebagai kitab suci.

"Dia tidak tahu jika ada beberapa buku yang disebut-sebut kitab suci dan Kodam sudah menyerahkan ke POM sehingga tak bisa menghakimi," bebernya.

Kasrem 172/PWY, Letkol Inf Yohanes Krismadi menambahkan bahwa dirinya tak tahu persis kejadian keributan tersebut karena sedang berada di gereja.

Namun yang sedang berada di rumah adalah anak dan istrinya yang kini merasa trauma. Apalagi dikatakan ada niat membakar rumah yang ketika itu di dalamnya ada anak dan istrinya.

"Kami sudah minta mereka berhenti namun massa tetap melempar, bahkan ada yang berencana membakar. Saat ini anak istri saya trauma, katanya. (ade/jo/oel/cr-206/nat)

 

Sumber: www.jpnn.com

Berita Terkait



add images