iklan Marapi Batuak. Foto: Instagram Infosumbar
Marapi Batuak. Foto: Instagram Infosumbar

JAMBIUPDATE.CO, SUMBAR - Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat meletus sebanyak dua kali pada Minggu (4/6). Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), letusan pertama terjadi pukul 10.01 WIB. 

Akibatnya kolom abu tebal dengan tekanan sedang mengepul mencapai ketinggian 300 meter. Sementara pada letusan kedua pada pukul 10.22 WIB mencapai ketinggian 700 meter dari puncak. 

Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa tidak terdengar suara gemuruh dan dentuman dari Pos Marapi di Kota Bukittinggi yang berjarak 14 km di barat laut puncak. Erupsi ini termasuk tipe vulkanian kecil berupa lontaran bom vulkanik yang menyebar sekitar kawah, juga disertai kepulan abu hitam tebal yang menyebar sesuai arah angin. Erupsi tersebut juga merupakan ciri khas Gunung Marapi yang jarang disertai awan panas dan letusan berlangsung dalam waktu singkat.

PVMBG setempat memastikan bahwa letusan tersebut wajar terjadi. Pasalnya Gunung Marapi yang memiliki tinggi 2.891 m dpal itu sudah berstatus Waspada atau level 2 sejak 2011 lalu hingga sekarang.

Tidak ada dampak besar yang terjadi karena letusan Gunung Marapi siang ini. Hanya saja, dari kawasan Batusangkar maupun Bukittinggi terlihat jelas asap letusan berwarna abu-abu menjulang tinggi di puncak gunung. Bahkan material debu vulkanik juga bertiup ke arah timur. Dua letusan Gunung Marapi siang ini juga membuat hujan abu tipis terjadi di Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar. 

"Hingga saat ini tidak ada pengungsian. Permukiman masyarakat berada di luar dari radius 3 km sehingga kondisinya aman yang tidak perlu mengungsi," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB kepada JawaPos.com, Minggu (4/6).

Hingga saat ini BPBD melakukan pemantauan dampak letusan khususnya sebaran abu vulkanik. Namun bagi masyarakat sekitar Gunung Marapi letusan dan hujan abu ini dianggap sebagai berkah karena menyuburkan lahan pertanian. Apalagi daerah di sekitar sana adalah sentral produksi sayur-sayuran bagi Sumatera Barat dan sekitarnya. (ded/JPG)


Sumber: www.jawapos.com

Berita Terkait



add images