iklan Ketua Barisan Kader (Barikade) Gus Dur Jawa Timur (Jatim) Ahmad Arizal. (Moh Mukit/JawaPos.com)
Ketua Barisan Kader (Barikade) Gus Dur Jawa Timur (Jatim) Ahmad Arizal. (Moh Mukit/JawaPos.com)

JAMBIUPDATE.CO - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siradj menyatakan bahwa mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD bukan kader NU. Pernyataan itu lantas menuai banyak kecaman.

Ketua Barisan Kader (Barikade) Gus Dur Jawa Timur (Jatim) Ahmad Arizal menilai, pernyataan Said Aqil terlalu politis. Pasalnya, Mahfud MD merupakan kader NU tulen. Bahkan Mahfud lahir dari keluarga besar NU dan pernah menjabat Dewan Kehormatan Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (ISNU) periode 2012-2018.

Arizal menduga pernyataan Kiai Said itu atas tekanan dari Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

"Apa yang disampaikan Kiai Said sangat politis. Sehingga mengenyampingkan beliau (Mahfud) dengan memenuhi kepentingan lain. PKB yang jelas, Muhaimin Iskandar yang pernah menyakiti Gus Dur dan keluarganya. Saya sebagai kader Gus Dur menyatakan itu pesanannya Muhaimin," kata Arizal kepada JawaPos.com, Kamis (9/8).

Mantan Sekretaris Lembaga Takmir Masjid (LTM) PWNU Jatim itu berharap para kiai struktural NU untuk fokus pada keumatan dibandingkan mengurus politik.

"Kiai-kiai ini sudahlah, jangan bermain akrobat politik. Lebih baik mengurusi umat. Kami masyarakat di bawah butuh perhatian Anda, Pak kiai. Kami diseret ke politik," imbuhnya.

Arizal menambahkan, terjerumusnya para kiai elite PBNU dalam politik PKB sudah bisa diprediksi. Sebab banyak keluarga elite PBNU yang maju di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 dari PKB.

"Kiai-kiai kami ini karena kepentingan putranya yang nyalon dari PKB. Istrinya Pak Kiai Said Aqil, nyalon dari PKB. Jadi kepentingan itu saja," ulas Arizal.

(ce1/mkd/JPC)


Sumber: www.jawapos.com

Berita Terkait



add images