iklan Ilustrasi: media harus menjadi pencatat pertumbuhan bahasa. (Pixabay)
Ilustrasi: media harus menjadi pencatat pertumbuhan bahasa. (Pixabay)

JAMBIUPDATE.CO,  - Media besar berperan besar dalam perkembangan bahasa Indonesia. Sejak koran pertama muncul di tanah air sampai sekarang. Menjadi semacam alat pencatat pertumbuhan bahasa-bahasa yang muncul di masyarakat.

"Kuncinya di frekuensi penggunaan sebuah kata yang sebelumnya tidak baku sampai akhirnya bisa masuk ke dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)," kata Remy Sylado, munsyi sekaligus sastrawan, dalam diskusi bertajuk Bahasa Indonesia dan Bahasa Koran di Graha Pena Surabaya kemarin
Hadir pula dalam diskusi itu wikipediawan dan pencinta bahasa Indonesia Ivan Lanin, penulis dan pendiri Diva Press Edi Mulyono, serta Kepala Penyelaras Bahasa Jawa PosAndri Teguh Pryantoro.

Remy mencontohkan kata "mbeling" yang dulu dia gunakan di majalah tempatnya bekerja. Yang diambil dari kosakata bahasa Jawa. Dari awalnya banyak yang tak paham sampai akhirnya kata itu masuk KBBI.

Ivan menambahkan, perdebatan selama ini terlalu berkutat pada ejaan. Padahal, itu tahap paling mendasar dalam berbahasa.
"Media seharusnya sudah melampaui itu, misalnya di tataran nuansa makna. Contohnya tentang penggunaan masing-masing dan tiap-tiap atau yang kapan hari ramai dibicarakan tentang makna fiksi," kata Ivan dalam diskusi yang dihadiri ratusan peserta tersebut. 

(dya/c11/ttg)


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait