iklan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin. Foto : net
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin. Foto : net

JAMBIUPDATE.CO - Geliat gerakan #2019gantipresidenmerupakan salah satu slogan yang sempat mewabah di Indonesia. Hal tersebut rupanya hingga saat ini masih mendapatkan beragam respon dar beberapa pihak.

Salah satunya, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai bahwa gerakan#2019gantipresiden masih memiliki kekuatan dengan dibuktikan aksi Reuni Akbar Mujahid 212, awal Desember lalu, yang sukses mengumpulkan jutaan orang di pusat ibukota.

Tidak dapat dipungkiri acara Reuni Akbar Mujahid 212 kemarin membangkitkan isu tersebut yakni #2019gantiPresiden, ujar Ujang saat dihubungi Fajar Indonesia Network di Jakarta, (2/1).

Namun demikian, akademisi Universitas Al-Zahar Indonesia (UAI) ini menuturkan gerakan yang diinisiasi oleh politisi PKS, Mardani Ali Sera itu harus disertai langkah konkrit dan tepat oleh kubu Prabowo Sandiaga dengam mengambil langkah cerdas sebelum direndam oleh kubu petahana yakni Joko Widodo (Jokowi).

Sudah pasti tidak akan diberi peluang oleh incumbent,oleh karena itu Tim Pak Prabowo dan Sandi harus menyusun langkah yang sinergis dan cerdas pungkas Ujang.

Sementara itu, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN), Arya Mahendra Sinulingga, menilai, gerakan #2019gantipresiden sudah keok dan tidak mendongkrak elektabilitas Prabowo Subianto.Hal ini terbukti turunnya suara Prabowo di sejumlah survei.

Ketika Pak Prabowo deklarasi, suaranya turun, ada tidak ketidaknyambungan antara ganti Presiden dengan Prabowo. Harusnya, isu ganti Presiden namanya harus naik. Ini enggak. Ini kan saya lihat dari angka. Harusnya berkorelasi, ucap Arya di Jakarta

Dia menduga, koalisi Prabowo masih kebingungan. Terbukti ketika pak Prabowo dideklarasikan, enggak naik. Jangan-jangan saat ini belum menemukan formula yang tepat, ungkap Arya.

Terpisah, Wakil Ketua Majelis Syuro, DPP PKS, Hidayat Nur Wahid membantah bahwa antusiasme gerakan #2019gantiPresiden saat ini lemah atau tidak memiliki arah.

Justru sebaliknya, Politisi yang juga sebagai Wakil Ketua MPR RI ini menilai gerkan tersebut akan terus bergulir dan semakin meluas ke seluruh wilayah di Indonesia. Hal tersebut tampak nyata saat Prabowo-Sandi menyambangi sejumlah wilayah di Indonesia.

Yang terjadi di lapangan, kehadiran masyarakat menyambut Pak Prabowo-Sandi juga amat sangat heroik dan selalu membludak, ujarnya di Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/1).

Menurut Hidayat, #2019gantipresiden bukan hanya jargon belaka melainkan gerakan nyata yang dari para pendukung Prabowo-Sandi.

#2019gantipresiden bukan sekadar hastaq. Semua larut dalam gerakan nyata, kalau ganti presiden kan berarti tidak mendukung pak Jokowi-Maruf. Itu otomatis akan bergerak dan terus bergulir semakin meluas baik dalam dan luar negeri, tegasnya.

(frs/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait