iklan Mochammad Farisi, LL.M.
Mochammad Farisi, LL.M.

Oleh : Mochammad Farisi, LL.M

Siapa bisa mengalahkan takdir Tuhan? No One. Rencana Tuhan pasti lebih baik dari rencana manusia, semua ada hikmahnya bagi orang-orang yang beriman. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 216).

Alhamdulillah kita semua patut bersyukur bahwa Pemilu Serentak 2019 telah usai, dengan ditandai Putusan MK yang menolak seluruh permohonan gugatan hasil Pilpres 2019 yang diajukan Paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dengan putusan ini, pasangan Jokowi-Maruf Amin tetap memenangi Pilpres 2019.

"Mengadili, menyatakan, dalam eksepsi menolak eksepsi termohon dan pihak terkait untuk seluruhnya. Dalam pokok permohonan: menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya," ujar Ketua MK Anwar Usman membacakan amar putusan dalam sidang gugatan hasil pilpres di gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2019).
Rakyat telah menentukan pilihan politiknya, berdasarkan hasil rekapitulasi manual dan berjenjang yang dilakukan KPU, menetapkan Pasangan Capres Cawapres 01 memperoleh suara terbanyak di Pemilu 2019. Kemenangan ini dikuatkan dengan Putusan sidang MK tentang sengketa Pilpres 2019 No. 01/PHPU PRES/XVII/2019. Putusan ini bersifat final and binding.

Sepertihalnya kompetisi-kompetisi lainnya, dalam Pemilu ini pasti ada paslon yang kalah dan menang, pasti ada suka dan duka. Tapi itulah realitas kehidupan yang mau tidak mau harus diterima dan dijalani oleh masing-masing kandidat.

Slogan siap menang dan siap kalah memang mudah untuk diucapkan tapi butuh jiwa besar untuk mempraktekkan khususnya bagi pihak yang kalah.

Ada dua tipe orang yang kalah, tipe pertama secara kesatria dan lapang dada menerima kekalahan dan mengucapkan selamat pada kandidat yang menang, segera melakukan evaluasi dan instropeksi untuk mengetahui mengapa dia kalah, mengambil pelajaran dan melakukan perbaikan dan siap moveon lagi.

Kedua, tipe yang tidak mau menerima kenyataan dia kalah, sibuk menuding orang lain sebagai biang kekalahan dan tidak mau instropeksi diri.

Memang tidak mudah menerima kekalahan apalagi sudah berjuang sekuat tenaga, berdasarkan hasil polling internal dan analisis tim sukses menyatakan bahwa anda yakin akan menang.

Tapi anda harus segera bangkit, lakukan evaluasi, mungkin anda salah menggunakan strategi, salah mengkalkulasi dukungan, dan salah memahami masyarakat.

Saya bisa merasakan minggu-minggu ini adalah malam kelabu dan terasa panjang serta sulit menutup mata bagi anda.

Setelah bisa menata hati, emosi, kesedihan, kekecewaan, serta melakukan kajian, menurut penulis hal yang harus segera dilakukan adalah melakukan konferensi pers yang pada intinya anda mengakui kekalahan, berterima kasih dan meminta maaf kepada para pendukung serta mengucapkan selamat.

Hal ini memberikan gambaran perjuangan tradisi demokrasi Indonesia yang sejuk dan bersahabat, memperlihatkan kematangan demokrasi yang kian dewasa penuh ketulusan dan keikhlasan.

Bagi pemenang Pemilu, penulis perlu ingatkan bahwa menjadi Presiden dan Wakil Presiden adalah alatbukan tujuan. Bila menjadi Presidenadalah tujuan, maka anda telah mencapai garis finish.

Namun sebaliknya menjadi Presiden merupakan start awal dari kiprah anda lima tahun kedepan untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.

Satu detik setelah anda dilantik menjadi Presiden roda pemerintahan berada di pundak anda, anda harus berhenti berbicara (kampanye/pencitraan) jalankan tugas dan tanggung jawab sebaik-baiknya, sekuat tenaga, jangan mengeluh apalagi ada kata tidak siap.

Sebaliknya rakyat juga harus cerdas mengawasi serta menagih janji-janji politik yang disampaikan pada saat kampanye maupun pada saat debat publik.

Sekali lagi, Pemilu 2019 telah selesai, andalah pemenangnya. Sebagai petahana segeralah merumuskan arah baru dari perjalanan panjang anda selama 5 tahun kedepan, kuatkan hati anda karena langit tidak selalu cerah dan ombak tidak selalu tenang.

Di awal pemerintahan meneruskan periode kedua ini jangan pernah sedikitpun berfikir untuk kelanjutan kekuasaan di pemilu berikutnya, hal tersebut hanya akan membuat anda tidak fokus dalam menjalankan tugas dengan baik, menjadi racun dan membuat anda gagal.

Keberhasilan program pembangunan andalah yang nanti akan membuat partai anda terpilih kembali.

Stabilitas politik pemerintahan merupakan faktor penting keberhasilan pembangunan, untuk itu penulis menyarankan segera lakukan rekonsiliasi,

pihak yang menang harus mengambil inisiatif untuk berkomunikasi dengan semua pihak yang pada saat pemilu kemarin sempat berlawanan.

Dalam teori politik hal ini disebut strategi corto dan stretto yaitu mengembangkan semangat reformasi, rekonsiliasi dan kerjasama dengan semua lini (Imam Hidajat, 2009).

Datang dan temui rival anda seperti yang anda lakukan diperiode pertama, hal ini akan semakin menunjukkan kedewasaan anda berdemokrasi dan membuat sejuk suasana politik, serta masyarakat melihat bahwa yang menang dan kalah sama-sama berjiwa besar dan elegan.

Tidak semua rakyat memilih anda dalam Pemilu 2019 kemarin, diberbagai daerah secara kasat mata konstalasi politik terbelah cukup tajam. Mungkin sebagian kalangan masih belum bisa menerima kehadiran anda sebagai Kepala Negara terutama para pendukung militan pasangan yang kalah.

Tapi anda harus tetap berlaku adil. Anda sebagai Kepala Negara wajib mengayomi dan mensejahterakan seluruh rakyat, tanpa terkecuali termasuk kepada rakyat di daerah-daerah yang tidak memilih anda, itulah etika dan budaya politik yang harus terus dibangun.

Memilih adalah hak sehingga yang tidak memilih anda bukan melakukan suatu kejahatan, sehingga anda tidak perlu memusuhi apalagi membenci buta, karena inilah esensi dari berdemokrasi.

Sebaliknya baik rakyat yang tidak memilih anda, maka sekarang harus bersedia untuk dipimpin oleh anda dan memberikan dukungan dan kritikan yang membangun.

Penulis punya slogan, apabila kita tidak bisa menjadi pemimpin yang baik setidaknya kita menjadi rakyat yang baik.

Setelah berhasil membangun rekonsiliasi segeralah fokus pada program percepatan pembangunan 5 tahun kedepan. Anda harus membangun trust/kepercayaan dengan kabinet yang akan berlayar satu perahu dengan anda selama 5 tahun kedepan.

Konsolidasikan para menteri, gubernur, bupati/walikota, camat sampai kepala desa/lurah apa yang menjadi visi misi serta program-program prioritas yang harus dijalankan lima tahun kedepan.

Terakhir jangan alergi terhadapat kritik, karena kritik dari masyarakat adalah sesuatu yang wajar, justru anda harus menjadikannya sebagai obat dan alat kontrol bagi kinerja anda.

Tetaplah fokus pada pekerjaan program-program anda, teruslah bekerja dan bersemangat. Selamat bertugas Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2024.

Ketua Komunitas Peduli Pemilu dan Demokrasi (KOPIPEDE) Prov. Jambi


Berita Terkait



add images