iklan FOTO: Faisal R Syam / FAJAR INDONESIA NETWORK. Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung tersungkur usai gagal mengembalikan kok ke arah pebulu tangkis tunggal putri Thailand Ratchanok Intanon dalam babak kedua Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (18/7/2019). Gregoria gagal melaju ke babak selanjutnya setelah kalah 21-13, 19-21, 15-21.
FOTO: Faisal R Syam / FAJAR INDONESIA NETWORK. Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung tersungkur usai gagal mengembalikan kok ke arah pebulu tangkis tunggal putri Thailand Ratchanok Intanon dalam babak kedua Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (18/7/2019). Gregoria gagal melaju ke babak selanjutnya setelah kalah 21-13, 19-21, 15-21.

JAMBIUPDATE.CO, TOKYO Nasib berbeda diterima wakil Indonesia pada sektor tunggal putra dan putri di Japan Open 2019. Pada nomor tunggal putri, Indonesia sudah tak memiliki wakil di babak perempatfinal. Berbeda dengan tunggal putra yang seluruh wakil lolos ke babak delapan besar tersebut.

Kepastian habisnya wakil Indonesia di sektor tunggal putri terjadi pada pertandingan babak kedua yang berlangsung di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Kamis (25/7) kemarin.

Satu-satunya wakil Merah Putih yang tersisa, Gregoria Mariska Tunjung harus tersingkir dari kejuaraan BWF World Tour Super 750 tersebut usai dikalahkan unggulan pertama asal Taiwan, Tai Tzu Ying dalam dua set langsung, dengan skor 18-21 dan 15-21.

Gregoria mengatakan, lawannya sangat pintar dalam mengatur ritme permainan. Menurut Gregoria, bahwa Tai kerap mengubah permainannya untuk bisa mengejar ketertinggalan.

Penampilan saya masih tidak stabil. Pemain level top pasti sadar kalau pola main lawannya tidak menguntungkan buat dia. Tai juga begitu, waktu saya dapat beberapa poin, dia langsung ubah pola main dan saya tidak siap, terkejar terus sama dia, ungkap Gregoria di situs resmi PBSI, Kamis (25/7) kemarin.

Ini menjadi kekalahan ketiga bagi Gregoria atas pebulutangkis nomor satu dunia tersebut. Sebelumnya, Gregoria sudah dua kali kalah dari Tai di ajang Indonesia Open 2017 (16-21, 14-21) dan Sudirman Cup 2019 (13-21, 16-21).

Kalau dibanding pertemuan sebelumnya, kurang lebih penampilan saya masih sama saja, saya masih kesulitan. Seharusnya kalau sudah pernah ketemu kan hafal, tapi dia pintar di bagian ubah-ubah polanya. Mainnya tidak monoton, dia adalah pemain yang cerdas, jelas Gregoria.

Lebih lanjut, Gregoria mengakui bahwa dirinya sering kurang fokus dan konsisten saat pertandingan yang dijalaninya. Oleh sebab itu, ia mengaku akan terus mengevaluasi hal tersebut di sesi latihan.

Masih banyak yang harus saya perbaiki di latihan, kalau di pertandingan lebih ke fokusnya. Badan belum terasa capek, tapi fokusnya yang lebih capek, dan tidak bisa terus konsisten dan tahan lama fokusnya. Mungkin saya harus lebih rileks, kalau menggebu-gebu malah tidak dapat fokusnya, jelasnya.

Sebenarnya, Indonesia menurunkan dua wakil di nomor tunggal putri ini. Selain Gregoria, ada juga Fitriani. Sayangnya, Fitriani sudah lebih dulu angkat koper di babak pertama usai ditundukkan unggulan kedua asal China, Chen Yu Fei dengan skor 5-21 dan 19-21.

Namun, hasil berbeda diterima oleh wakil Indonesia yang turun di sektor tunggal putra. Dimana ketiga wakilnya, yakni Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie dan Tommy Sugiarto berhasil lolos ke babak perempatfinal.

Tommy menjadi wakil tunggal putra pertama yang lolos ke babak delapan besar tersebut. Anak dari mantan pebulutangkis nasional era 80-an, Icuk Sugiarto itu berhasil melangkah ke perempatfinal usai menyingkirkan wakil asal Hongkong, Wong Wing Ki Vincent.

Bertanding di tempat yang sama, Tommy berhasil mengalahkan Wong dalam dua set langsung, dengan skor 21-16 dan 21-17. Pertandingan kedua pemain ini sendiri berlangsung selama 45 menit.

Di babak perempatfinal, Tommy akan bertemu dengan wakil India, Sai Praneeth B. Melihat dari rekor pertemuannya, Tommy unggul 2-1 atas Sai. Akan tetapi, di pertemuan terakhir pada ajang Australian Open 2017 lalu, Tommy kalah oleh Sai lewat pertarungan rubber game, dengan skor 21-10, 12-21 dan 10-21.

Hasil gemilang ini diikuti Anthony yang juga lolos ke babak perempatfinal usai menyingkirkan Thammasin Sitthikom. Akan tetapi, Atnhony yang kini menduduki peringkat delapan dunia itu harus bersusah payah menyingkirkan Thammasin.

Sebab, dia dipaksa bermain rubber game dengan tempo waktu 65 menit sebelum akhirnya menang dengan skor 20-22, 21-17 dan 21-6 atas wakil Thailand tersebut.

Anthony mengaku kekalahannya di set pertama lantaran dirinya belum bisa langung in saat menjalani pertandingan. Namun, di game kedua Anthony memanfaatkan kondisi staminal lawan yang mulai menurun dengan bermain tempo lebih cepat.

Di game pertama, feeling pergerakan dan pukulan saya nggak bisa langsung dapet. Saya sudah main menyerang seperti tipe main saya, tapi nggak bisa in juga, tutur Anthony.

Waktu di game kedua, stamina lawan sudah tidak seperti di game pertama yang masih fit. Dia banyak melakukan kesalahan sendiri, artinya stamina dia menurun, saya makin mempercepat tempo permainan, sambungnya.

Namun, di babak perempatfinal Anthony sudah ditunggu lawan tangguh yakni, Kento Momota. Ya, pebulutangkis nomor satu di sektor tunggal putra asal tuan rumah itu bakal berhadapan dengan Atnhony di babak perempatfinal yang akan berlangsung, Jumat (26/7) hari ini.

Anthony sendiri sudah delapan kali kalah dari Momota dari 11 kali pertemuan sebelumnya. Di pertandingan terakhir, Anthony kalah dari Momota dua game langsung, dengan skor 17-21 dan 19-21 pada ajang Sudirman Cup 2019.

Saya tidak berpikir akan ketemu Kento dari awal, karena lawan saya di babak pertama dan kedua juga tidak mudah. Jadi fokusnya ke pertandingan hari itu saja, bukan ke pertandingan besok-besoknya. Sama saja kalau ketemu Kento, sama-sama tidak mudah dikalahkan, tuntasnya.

Tak mau ketinggalan rekan-rekannya, Jonatan juga berhasil melaju ke babak perempatfinal Japan Open 2019. Jonatan sendiri lolos ke putaran ketiga itu usai mengalahkan wakil Hongkong, Ng Ka Long Angus dua set langsung dengan skor 21-16 dan 21-15.

Kemenangan pemain yang akrab disapa Jojo atas Ng ini sekaligus mengimbangi hasil rekor pertemuan menjadi 4-4. Artinya, dari delapan pertemuan mereka, kedua pemain itu masing-masing sudah berhasil meraih empat kemenangan.

Di babak perempatfinal, Jojo yang pernah menyabet medali emas di Asian Games 2018 itu bakal berhadapan dengan Anders Antonsen.

Meski dalam segi peringkat dunia, wakil Denmark itu masih di bawah Jonatan dua tangga. Dengan Jonatan menempati peringkat ketujuh dan Antonsen posisi sembilan, namun sang lawan nampaknya dalam performa baik belakangan ini.

Pasalnya, dalam ajang Indonesia Open 2019 lalu, Antonsen merupakan runner up di nomor tunggal putra. Bahkan, Jonatan pernah dikalahkan Antonsen pada Indonesia Masters 2019 dalam dua game langsung, dengan skor 18-21 dan 16-21.

(gie/fin/wsa)


Sumber: fin.co.id

Berita Terkait



add images