iklan Nelayan saat menggunakan cantrang.
Nelayan saat menggunakan cantrang. (Foto: net)

Terpisah, VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, menyampaikan target penanganan kebocoran sumur minyak dan gas di lepas pantai Karawang, rampung pada akhir September dengan melibatkan perusahaan dari AS, Boot Coots.

Kenapa baru akan rampung pada akhir September, karena pengerjaannya terbilang sulit, di mana mereka harus mengebor satu sumur bantuan hingga kedalaman 2.700 meter atau mendekat sumur yang bocor. Nantinya, sumur yang bocor itu akan dimasukkan lumpur berat supaya tekanan gasnya hilang. Setelah itu, ditutup dengan semen.

“Sekarang prosesnya mencapai kedalaman 1.464 meter dari target 2.765 meter. Kita estimasikan sekitar delapan Minggu sejak dilakukan pengeboran,” ungkap Fajriyah Usman kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (13/8).

Fajriyah menuturkan, hingga saat ini sumur YYA-1 masih mengeluarkan semburan minyak. Namun minyak yang keluar dari sumur mulai berkurang.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati menegaskan Pertamina akan bertanggung jawab penuh hingga tuntas persoalan ini, termasuk dalam upaya recovery dampak yang ditimbulkannya dari kejadian ini.

“Kami sudah siapkan rencana jangka pendek maupun jangka panjang mulai dari penanggulangan kebocoran sampai recovery dampak yang terjadi terhadap lingkungan maupun kepada masyarakat baik itu nelayan, petambak, dan masyarakat,” ujar Nicke.

(ds/din/fin)


Sumber: fin.co.id

Berita Terkait