iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Rencana kehadiran mobil listrik mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah meneken Peraturan Presiden (Perpres) tentang kendaraan mobil listrik.

Pada 8 Agustus 2019 lalu, Jokowi telah menandatangi Perpres No 55 Tahun 2019 tentang Percepata Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electri Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Namun rupanya, keinginan mantan Gubernur DKI itu akan akan menemukan kendala di mana Pertamina khawatir modernisasinya transportasi kendaraan listrik mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM).

Sehingga, pelanggan setia BBM akan meninggalkan mengonsumsi BBM karena beralih menggunakan baterai. Itulah ketakutan yang disampaikan oleh Direktur Pemasaran Retail Pertamina, Masud Khamid.

Yang gawat itu adalah mobil listrik kendaraan listrik, karena itu lah yang akan main customer kami, kata Masud di Jakarta, kemarin (15/8).

Berkaca dari Cina, menurut dia, saat ini masyarakat negeri tirai bambu itu lebih melirik mobil listrik ketimbang mobil yang meminum BBM. Di sana, sejak mobil listrik menjadi primadona, perusahaan minyak tidak tumbuh subur.

Penjualan minyak di sana (Cina) di Petrochina itu tidak tumbuh sementara marketnya tumbuh, market baru itu dimakan oleh energi voltage, ucap Masud.

Saat ini, kata Masud di Cina ada sekitar 2,7 juta kendaraan listrik. Dia melihat tren kendaraan berbasis listrik akan terus meningkat. Tren kendaraan listrik di dunia sekitar 4,7 juta, ucap Masud.


Berita Terkait



add images