iklan Kantor DPRD Papua Barat, Majelis Rakyat Papua Barat, eks kantor Gubernur Papua Barat dibakar massa saat melakukan aksi damai yang berakhir ricuh.
Kantor DPRD Papua Barat, Majelis Rakyat Papua Barat, eks kantor Gubernur Papua Barat dibakar massa saat melakukan aksi damai yang berakhir ricuh. (Axel Refo/Radar Papua)

Saat ini diketahui, video hoaks di YouTube telah dihapus. Namun, jejak digitalnya masih ada. Dia memastikan pembuat hoaks akan diketahui. “Dittipid Siber yang bekerja untuk mengungkap semua itu. Yang jelas, pemilik akun merupakan orang berbeda,” urainya.

Kementerian Kominfo melakukan perlambatan akses internet untuk medsos. Langkah tersebut mirip dengan yang dilakukan pasca kerusuhan 22 Mei 2019. Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kemenkominfo Ferdinandus Setu mengungkapkan, pihaknya melakukan throttling alias perlambatan akses atau bandwidth di beberapa wilayah Papua. Terutama di titik-titik aksi massa kemarin (19/8).

“Perlambatan akses dilakukan secara bertahap sejak pukul 13.00 tadi (kemarin, Red),” jelas dia. Tujuannya, mencegah penyebaran hoaks yang memicu aksi lanjutan.

Sejauh ini Kemenkominfo sudah mengidentifikasi dua hoaks. Yakni, hoaks foto warga Papua tewas dipukul aparat di Surabaya dan hoaks yang menyebutkan Polres Surabaya menculik dua pengantar makanan untuk mahasiswa Papua. Pria yang akrab disapa Nando itu mengimbau masyarakat tidak menyebarkan hoaks, disinformasi, dan ujaran kebencian berbasis SARA yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Editor : Ilham Safutra

Reporter : idr/mar/syn/tau/c10/oni melakukan aksi damai yang berakhir ricuh. (Axel Refo/Radar Papua)


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images