iklan Kapal Chundamani P.116 yang membawa 51 penumpang selamat dan 3 jenazah korban terbakarnya KM. Santika Nusantara tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Sabtu sore (24/8).
Kapal Chundamani P.116 yang membawa 51 penumpang selamat dan 3 jenazah korban terbakarnya KM. Santika Nusantara tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Sabtu sore (24/8). (Ahmad Khusaini/Jawa Pos)

Sumbernya dari dek kapal bagian bawah. Atau dari tempat parkir mobil dan truk.

“Ada yang bertahan di atas kapal yang terbakar, ada yang turun ke laut,” tambah Nurdatin.

Setelah mengenakan pelampung, Nurdatin dan Suwarto memilih turun ke laut. Dia menuruni tangga tali yang telah disediakan ABK kapal malam itu. Nurdatin juga harus berdesak-desakan dengan penumpang lain yang hendak turun. “Saya melihat ibu-ibu tidak kuat megang talinya. Dia jatuh kecebur di laut. Entah gimana itu nasibnya,” jelas Nurdatin.

Sesampai di bawah, Nurdatin bersama Suwarto langsung menaiki perahu karet. Setelah tertampung sebelas orang di sana, perahu karet dilepas dari KM Santika Nusantara. Mereka terombang-ambing ombak di tengah lautan malam itu. Nurdatin dan Suwarto hanya bisa berdoa. Apalagi, mereka juga terpisah dari tiga rekannya.

Kepanikan Nurdatin dan Suwarto semakin bertambah. Sebab, semakin lama, perahu karet yang mereka tumpangi kian tenggelam. “Yang kelihatan cuma leher kami. Pegangan juga sudah lemas,” cerita Nurdatin.

Sekitar pukul 8.00 (23/8) atau 12 jam setelah terombang-ambing, baru ada kapal barang yang melintas. Nurdatin, Suwarto, dan sembilan orang lainnya terus berteriak meminta pertolongan. Usaha mereka tidak sia-sia. Kapal itu mau mendekat. Awak kapal melemparkan tali untuk memberikan pertolongan. Sebelas penumpang itu akhirnya selamat.

Editor : Ilham Safutra

Reporter : yon/c10/ttg


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images