iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

“Awalnya saya tidak tahu. Sehari setelah perkelahian itu terjadi, kakek Putu datang ke sekolah meminta maaf dan memohon agar anak ini diberikan kesempatan.

Dan, setelah itu videonya baru viral di media sosial. Padahal saya sudah tidak sanggup lagi dan berencana mengembalikan anak ini ke orang tuanya. Karena kakeknya memohon, akhirnya saya memberikan kesempatan,” ungkapnya.

Pasalnya akibat peristiwa perkelahian itu, tidak hanya membuat I Gede SAW lembam di bagian wajah, pengempon Pura Dalem Nangga Sampalan juga dibuat geram. “Pihak sekolah langsung meminta maaf ke pengempon pura,” ujarnya.

Atas tindakan I Putu NAP dan I Gede SAW, keduanya pun diminta untuk menyetujui surat pernyataan yang pada intinya tertulis mereka siap dikeluarkan dari sekolah jika kembali melakukan tindakan melanggar tata tertib sekolah.

 “Gede ini awalnya dilempar kayu oleh Putu dan mengenai dada. Awalnya si Gede diam, karena terus ditantang oleh Putu dan juga dipanas-panasi oleh temannya, akhirnya mereka berkelahi. Waktu itu jam pulang sekolah dan mereka masih berseragam,” bebernya.

Meski telah diperingati dan telah menandatangani surat pernyataan, I Putu NAP tidak kunjung berubah.

I Putu NAP tetap melakukan pelanggaran tata tertib sekolah salah satunya sesama siswa adu jotos sehingga akhirnya pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan I Putu NAP dari sekolah.

“Berbagai metode sudah kami lakukan, agar anak ini bisa menamatkan sekolahnya. Apalagi sebagai Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah),

Saya memiliki tanggung jawab menekan jumlah anak dropout. Namun ternyata kami tidak bisa juga. Sehingga ini keputusan terakhir kami,” tandasnya. (jp)

 


Sumber: FAJAR.CO.ID

Berita Terkait



add images