iklan Puncak Gunung Kerinci dikelilingi awan topi atau awan lentikular Rabu (9/1). Awan ini jarang terjadi namun tidak membahayakan bagi keselamatan manusia.
Puncak Gunung Kerinci dikelilingi awan topi atau awan lentikular Rabu (9/1). Awan ini jarang terjadi namun tidak membahayakan bagi keselamatan manusia. (Istimewa)

JAMBIUPDATE.CO, KERINCI-Fenomena unik terjadi di Gunung Kerinci. Rabu (9/10) sore menjelang Magrib, terlihat jelas dengan awan yang mengelilingi puncak gunung, hingga berbentuk topi atau biasanya disebut dengan awan topi. Hal ini, membuat heboh warga sekitar sehingga beberapa diantaranya sempat mengabadikan moment langka itu.

Informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa itu terjadi pada pukul 18.00 wib.
Mardiansyah, Prakirawan Badan Meterologi Klimatogi dan Geo Fisika ( BMKG) Stasiun Depati Parbo Kerinci, menjelaskan bahwa secara ilmiah topi awan tersebut dinamakan awan lentikular.

Awan lentikular terbentuk saat udara bergerak ke atas melewati gunung, sehingga mendapat pendinginan yang cukup untuk terjadi kondensasi.

Awan lentikular, memiliki karakteristik yang spesial karena posisinya tidak bergerak layaknya awan jenis lainnya dan berbentuk padat. "Awan ini berbentuk lingkaran pipih, seperti payung layaknya gambar yang tersebar di media sosial," jelasnya.

Ia mengatakan, awan lentikular sering terjadi disaat musim kering. Justru kalau itu terjadi, ketika lagi tidak ada hujan, jadi membentuk pertemuan suhu udara. Tapi tidak bisa menjulang ke atas, jadi mampet di pucuk atau puncak gunung karena perbedaan basah dan kering yang signifikan.

"Awan lentikular biasa ditemui di area pegunungan, terbentuknya awan ini juga disebabkan oleh topografi gunung," bebernya.

Ia menyebutkan, fenomena ini tak langka. Ia menjelaskan, fenomena ini lazim tapi jarang terjadi. Hal ini karena awan lentikular dipengaruhi oleh topografi gunung dan tegak lurus terhadap arah angin. fenomena topi awan ini bukanlah fenomena yang harus ditakuti masyarakat.

Pasalnya, fenomena ini tidak membahayakan jiwa manusia. Akan tetapi, awan lentikular memang membuat suhu di puncak gunung menurun. Fenomena ini disebut, merupakan hal yang umum bagi para pendaki. Jadi, dia itu bukan sesuatu yang berbahaya meskipun kalau di puncak gunungnya agak dingin.

"Tetapi awan ini, jangan dijadikan sesuatu takhayul. Kalau ada kesempatan ini, diabadikan saja. Awan lentikular ini menyebabkan kendala bagi pesawat yang melewati daerah gunung tempat awan itu berada," ungkapnya.

Hal ini karena gelombang gunung dan pusaran angin yang kencang dapat menyebabkan turbulensi ringan pada pesawat. (adi)


Berita Terkait



add images