iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

Sejak saat itu dia mendapat julukan Blue Girl. Si Gadis Biru.

Julukan itu sesuai dengan baju yang selalu dikenakannyi: kostum sepak bola berwarna biru. Itulah kostum klub sepak bola pujaannyi.

Nama klub itu: Esteghlal.

Hari itu Esteghlal lagi melawan klub elit dari Abu Dhabi: Al Ain.

Si Blue Girl harus nonton.

Apalagi saat away ke kandang Abu Dhabi, Esteghlal menang 1-2.

Hati Blue Girl sangat kemrungsung. Betapa seru kalau pertandingan itu di kandang sendiri. Dia harus nonton. Bagaimana pun caranyi.

Tapi peraturan di Iran benar-bemar tidak membolehkan wanita nonton sepak bola. Sahar tidak kekurangan akal.

Nekad.

Sahar mengenakan pakaian laki-laki. Menyamar.

Ketika masuk stadion Sahar ketahuan. Penyamarannyi kurang sempurna.

Ditangkap.

Ditahan.

Tiga hari kemudian Sahar dilepas. Menjadi tahanan luar. Menunggu sidang pengadilan.

Di hari pertama pengadilan itulah Sahar mendengarkan tuduhan jaksa: dianggap melanggar UU larangan menonton bola bagi wanita.

Masih ada tuduhan kedua: tidak mengenakan jilbab di depan umum.

Dengan tuduhan seperti itu ancaman hukumannyi bisa 6 tahun.

Sahar tidak sabar menunggu jalannya persidangan. Dia menjatuhkan vonis untuk dirinyi sendiri: membakar diri.

Kabar pun tersiar ke seluruh dunia. Protes bertubi-tubi. Sahar menjadi viral tidak habis-habisnya.

Kalau sekarang wanita Iran boleh menonton bola gadis bonek itulah tumbalnya. (Dahlan Iskan)


Berita Terkait