JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Rencana Menteri Keuangan Sri Mulyani yang akan mengutang mendapat respon keras dari berbagai pihak.
Utang itu dilakukan lantaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 mengalami defisit sementara kebutuhan negara membengkak.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai apa yang dilakukan Sri Mulyani kali ini sama saja dengan periode sebelumnya.
“Enggak ada yang baru ya. Ya mau gimana lagi, lah enggak ada uangnya, ya ngutang paling gampang,” katanya kepada RMOL, Minggu (27/10/2019).
Founder Lembaga Survei Kedai Kopi ini juga melontarkan sindiran kepada Sri Mulyani yang memiliki ‘hobi’ utang.
“Sri Mulyani makin dicintai dunia internasional yang memberikan utang, sebab ikut memberi andil kepada pendapatan pemberi utang,” sindirnya
Sementara, Sekjen PPP Arsul Sani menyarankan agar pemerintah mencari solusi lain ketimbang bergantung pada utang luar negeri.
“PPP meminta Menkeu kembangkan konsep-konesep pembiayaan pembangunan yang tidak berbasis utang luar negeri (offshore loans),” saran Arsul.
Wakil Ketua MPR RI ini juga meminta Sri Mulyani memikirkan bagaimana mengoptimalkan potensi dalam negeri untuk menutup defisit.
“Yang perlu dibuka kajiannya adalah tentang potensi pembiayaan dari dalam negeri,” jelasnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani memberi lampu hijau penerbitan surat utang berdenominasi valuta asing (valas) atau global bond yang ditawarkan ke investor asing.
Sri beralasan, penerbitan global bond karena mempertimbangkan kondisi tingkat bunga acuan dunia yang tengah menurun.