Ketegangan Hongkong-Taiwan pun berlanjut. Hari Rabu pun tiba. Tong-kai harus bebas demi hukum.
Ia sudah menjalani 2/3 dari masa hukumannya. Selama 18 bulan. Bukan karena membunuh pacar hamil. Tapi karena mengambil uang dari kartu kredit mendiang pacarnya itu.
Hongkong tidak bisa mengadilinya sebagai pembunuh. Meski Tong-kai sudah mengaku. Semua bukti ada di Taiwan. (Disway: Demo Hamil).
Belajar dari kasus Tong-kai itulah pemerintah Hongkong membuat RUU Ekstradisi.
Mahasiswa Hongkong menentang RUU itu. Mereka khawatir. Jangan-jangan bukan hanya Tong-kai yang diekstradisi. Tapi juga para aktivis yang dikriminalisasi. Lalu dikirim ke Tiongkok. Mereka tidak percaya sistem peradilan di daratan.
Maka inilah pesta valentine yang ekornya paling panjang.
Inilah pesta valentine yang menimbulkan tragedi politik yang amat parah.
Yang pesta dua orang.
Sejoli --Chan Tong-kai (19) dan Poon Hiu Wing (20).
Yang heboh banyak negara --termasuk Amerika.
Di Hongkong sendiri terjadi demo jutaan orang. Selama empat bulan terakhir.
Aktivis yang ditahan hampir 3000 orang.
Stasiun kereta bawah tanah yang dirusak 84 buah.
Sabtu kemarin saya keliling Hongkong. Sampai ke Mong Kok di Kowloon --seberang pulau Hongkong.
Begitu banyak bank yang wajah depannya berubah seperti gudang. Dipasangi tembok besi baru. Tutup rapat. Dengan satu 'pintu gudang' terkunci.
Itulah bank-bank asal Tiongkok. Yang banyak punya cabang di jalan utama Kowloon.
Itulah suasana Nathan Road --satu-satunya jalan dua lajur di Kowloon: lebar dan panjang. Masjid jami' Hongkong ada di ujung jalan ini.
Jalan utama inilah yang jadi pusat demo.