Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda mengatakan, ada opsi lain agar 20 ribu beras tidak dimusnahkan, yakni dengan mengolah menjadi tepung.
“Sebenarnya pemerintah bisa menggunakan beras tersebut menjadi bebera panganan dengan campuran beras. Misalkan menjadi tepung,” ujar Huda kepada Fajar Indonesia Network (FIN), Senin (2/12).
Huda juga menyayangkan Bulog tidak mampu mendistribusikan beras dengan baik, sehingga menjadi menumpuk di gudang. Sebab hal itu sangat mudah bilamana Bulog melakukan perhitungan dengan melakukan impor.
“Seharusnya kelebihan ini bisa diminimalisir jika perencanaan impor dan konsumsi tepat. Ini kan membuktikan perencanaan impor yang kurang tepat,” kata Huda.
Sebelumnya, Perum Bulog berencana 20 ribu ton beras bakal di-dispol karena mengalami penurunan mutu. Hal itu berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nomor 38 tahun 2018 tentang pengelolaan cadangan beras pemerintah.