iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Gagasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim terkait Kampus Merdeka mendapat apresiasi dari sejumlah universitas di Indonesia. Kampus Merdeka dianggap bisa mendorong mahasiswa untuk terlibat aktif dalam pembangunan desa.

Terobosan Nadiem tersebut sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo tentang Indonesia maju. Jika Indonesia ingin disebut mau, maka desa-desanya juga harus maju.

Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah, RES Fobia mengatakan, ada lima hal yang perlu diperhatikan dengan konsep Kampus Merdeka, terutama menyangkut keterlibatan mahasiswa dalam pembangunan desa.

Pertama, orientasi dunia pendidikan tinggi ke desa, sebenarnya bukanlah hal yang baru. Sudah lama ranah kemahasiswaan didekatkan pada wilayah perdesaan, misalnya lewat program Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Kedua, bila sekarang dunia kampus atau pendidikan tinggi diminta untuk lebih terlibat lagi di desa-desa, maka hal ini harus dimulai dari kesadaran dan kecintaan alamiah bahwa pada hakekatnya kita semua berasal dari desa.

Ketiga, realitas desa-desa adalah realitas yang pluralistik. Kampus-kampus juga mempunyai ciri masing-masing atau yang sifatnya khas. Akan tetapi, baik kampus maupun masyarakat perdesaan, menghadapi era disrupsi yang sudah, sedang, dan akan terus menghadirkan keadaan yang tak hanya baru tapi juga kompleks dan makin berat, terutama karena perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

Keempat, kampus merdeka juga hanya bisa bergerak dinamis dan progresif bila mahasiswanya datang dari SMU dan SMK yang juga punya kualitas yang mumpuni.

Terakhir, perlu diuji dan diukur tentang status hukum serta pengalaman keterlibatan pendidikan tinggi, kualifikasi yang harus dimiliki kampus, begitu juga program, standar operasional dan substansi pertanggungjawaban dari semua pihak yang terkait pada pengelolaan perdesaan.


Berita Terkait



add images