JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengubah bentuk Politeknik menjadi Universitas Terapan atau Universitas Teknologi. Hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk reformasi pendidikan di bidang vokasi.
Plt. Direktur Jenderal Vokasi, Kemendikbud, Patdono Suwignjo mengatakan, bahwa dengan perubahan tersebut diharapkan bisa menarik minat lulusan SMA/K untuk masuk Perguruan Tinggi Vokasi.
“Di seluruh Indonesia ini kita punya 4.700 perguruan tinggi, hanya 300 yang Politeknik. Berdasarkan itu, kita akan berusaha supaya pendidikan vokasi, utamanya Dikti Vokasi di poltek lebih menarik,” kata Patdono, Rabu (12/2).
Patdono menjelaskan, rencana revitalisasi Politeknik nantinya akan digelar pelatihan kepada tenaga pendidik dan pimpinan sekolah serta politeknik.
“Kita mulai dari pelatihan terhadap guru SMK, dosen Poltek, kepala sekolah SMK dan direktur poltek. Yang kedua, bring industry to school atau kampus,” terangnya.
Menurut Patdono, ini merupakan program paling besar yang dilakukan di pendidikan vokasi. Nantinya selain pelatihan, juga akan dibentuk forum pembina vokasi. Artinya, institusinya industri-industri akan diberi tugas untuk terlibat pendidikan vokasi yang dimulai dari perumusan kompetensi.
“Pada ranah ini kan industri yang paling tahu kompetensi apa yang paling dibutuhkan industri. Kemudian forum tersebut akan merumuskan kompetensi lulusan, dan berikutnya merumuskan kurikulum,” jelasnya.
Terlebih lagi, lanjut Patdono, industri juga diminta menyiapkan dosen dari industri, tempat magang, dan menunjuk lembaga pelatihan yang kompeten untuk melatih guru SMK atau dosen politeknik maupun direktur politeknik dan kepala sekolah SMK.
“Kemudian juga harus memberikan sertifikat industri yang diakui oleh industri,” ujarnya.
Sementar itu, Plt. Dirjen Dikti, Nizam meminta masyarakat tidak perlu pusing dengan perubahan nama politeknik ke depannya. Menurutnya, perubahan itu hanya sebatas istilah saja.
“Esensinya kita ingin memperkuat politeknik sehingga lebih erat dengan industri, proses pembelajarannya lebih engage dengan kebutuhan langsung di lapangan,” kata Nizam.
Nizam berharap, alumni dari universitas terapan memiliki kompetensi yang baik. Sehingga, kompetensinya bisa klop dengan penggunanya di perusahaan setelah lulus.
“Dengan universitas terapan ini akan memperkuat apa yang sebelumnya belum kuat. Misal hubungan dengan industri, keharusan magang, kurikulumnya dibangun bersama dengan industri, itu lebih kita pererat,” pungkasnya. (der/fin)
Sumber: www.fin.co.id