iklan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto memberikan penjelasan dalam rapat kerja (Raker) dengan Komisi I DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (11/11/2019).
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto memberikan penjelasan dalam rapat kerja (Raker) dengan Komisi I DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (11/11/2019). (Iwan tri wahyudi/ FAJAR INDONESIA NETWORK)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menempati posisi teratas dari 10 menteri kabinet Indonesia Maju yang paling dikenal publik. Selain itu, dari hasil survei Indo Barometer, Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu juga berada di urutan pertama menteri berkinerja bagus.

Gerindra pun bersyukur atas capaian ini. Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan Prabowo menjalankan visi dari Presiden Jokowi mengenai pertahanan keamanan. Dia menyebut Prabowo dalam setiap rapat kabinet maupun terbatas, yang dilakukannya selalu dikoordinasikan dengan Presiden Jokowi.

“Prabowo menunjukkan kepada publik bahwa apa yang disampaikan pada saat kampanye, itu yang akan dilakukan ketika menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju. Konsep-konsep pertahanan dan keamanan yang diberikan Gerindra kepada pemerintah dan diterima, itu dijalankan sepenuh hati oleh Prabowo. Sehingga hasilnya seperti ini,” tegas Dasco di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/2).

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyebutkan Prabowo mendapatkan 18,4 persen, disusul Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (10,6 persen), dan Menteri BUMN Erick Thohir (8,2 persen). Di urutan keempat, Menko Polhukam Mahfud MD (7,9 persen), kemudian Mendikbud Nadiem Makariem (5,3 persen), Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan (5,2 persen), Mendagri Tito Karnavian (5 persen).

Selanjutnya, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko (3,2 persen), Menteri KKP Edhy Prabowo (2,4 persen), dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung (2,2 persen). Prabowo juga kembali menempati urutan teratas menteri yang dinilai publik mempunyai kinerja bagus, yakni 26,8 persen, disusul Sri Mulyani sebesar 13,9 persen, dan Erick Thohir (12,6 persen). Pada urutan keempat, Mahfud MD (7,3 persen), disusul Nadiem Makarim (5,2 persen), Menteri PUPR Basuki Hadi Mulyono (1,8 persen), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (1,4 persen), Tito Karnavian (1,4 persen), Menko PMK Muhadjir Effendy (0,9 persen), dan Luhut B Panjaitan (0,9 persen).

Hal senada disampaikan politisi PDIP Trimedya Pandjaitan. Dia menilai hasil survei itu menegaskan bahwa Jokowi berhasil menempatkan orang di posisi terbaik. “Itu artinya the right man on the right place,” jelas Trimedya di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (17/2).

Menurutnya, kalau kabinet Indonesia Maju berhasil atau tidak, maka yang terkena dampaknya adalah Presiden Jokowi. Karena itu, dia menilai sangat wajar Presiden memilih orang yang yang terbaik untuk ditempatkan di posisi yang pas. Tujuannya agar kinerja kementerian yang dipimpinnya bisa berjalan dengan baik.

Awalnya, lanjut Trimedya, banyak pihak yang sinis mengapa Prabowo menjadi Menhan. Namun hal itu kini sudah terjawab. “Mudah-mudahan bukan hanya 100 hari. Tetapi sampai minimal tahun keempat. Kalau sudah mau tahun keempat dan ke lima biasanya turbulensi politiknya tinggi,” paparnya.

Terpisah, Ketua DPP PKB Daniel Johan tidak heran jika Menhan Prabowo Subianto menjadi menteri dengan kinerja paling bagus. Sebab, Prabowo sangat berpengalaman di bidangnya. “Ukuran kinerja dalam survei menjadi kekuatan Pak Prabowo. Seperti orangnya tegas, berpengalaman di bidangnya dan sesuai dengan keahlian,” jelas Daniel.

Prabowo, lanjutnya, pantas disebut sebagai menteri terbaik. Namun, dia meminta Prabowo tidak berpuas diri dan terus memperbaiki kinerjanya sebagai menteri. “Kalau hasilnya baik jangan berpuas diri. Sebaliknya jika hasilnya kurang baik, jadikan masukan untuk memperbaiki,” ucapnya.

Terpisah, [engamat politik Indonesia Public Institut (IPI) Karyono Wibowo, menilai kinerja Kementerian Pertahanan memuaskan lantaran peran Prabowo Subianto dan Wamenhan Sakti Wahyu Trenggono. Keduanya saling melengkapi. “Prabowo memiliki kompetensi di bidang militer dan strategi pertahanan. Sedangkan Trenggono memiliki kompetensi di bidang pengembangan industri pertahanan,” jelas Karyono, di Jakarta, Senin (17/2).


Berita Terkait



add images