”Ribuan jemaah haji yang diperiksa saat itu. Tidak satu pun yang terkena virus MERS,” ujar Prof. Inge.
Demikian juga saat Tiongkok dilanda virus SARS. Indonesia nihil.
Hanya waktu ada wabah flu burung korbannya banyak. Saat itulah Unair berjaya: menemukan obat untuk mencegah flu burung.
”Sampai sekarang pun virus flu burung itu masih ada. Kita sering melakukan pemeriksaan atas ayam di pasar-pasar. Virus flu burungnya masih ada di ayam. Tapi tidak ada lagi orang yang terkena flu burung,” ujar Prof. Nyoman. ”Kita sudah kebal. Kekebalan tubuh untuk flu burung sudah muncul,” ujarnyi.
Prof. Nyoman ini lahir di Belitung. Ayah-ibunyi asli Bali. Saat itu orang tua bertugas di BRI Tanjungpandan.
Karir sang ayah melejit di Jakarta. Semua orang BRI tahu beliau: I Wayan Patra –pencetus ide kredit usaha tani tahun 1970-an. Beliau meninggal muda karena sakit ginjal. Setelah itu istri dan anak-anak pindah ke Bali.
Prof. Nyoman pun sekolah sampai SMA di Denpasar –dan akhirnya kuliah di Unair.
Walhasil, belum ada jawaban ilmiah soal penasarannya banyak orang itu.
Hanya humoris yang langsung bisa menjawab: virus itu tidak bisa masuk Indonesia karena perizinan di sini sulit! (*)