Jika merasa panik, panggil bantuan terdekat. Tetapi jangan sekali-sekali meninggalkan pasien sendirian. Jangan menunggu hingga gejala berlalu untuk memanggil bantuan. Juga jangan membujuk pasien untuk menganggap bahwa gejalanya adalah hal biasa.
Berbeda lagi dengan gangguan irama jantung, biasanya keluhannya adalah berdebar atau lemas. Penyakit ini juga bisa mengancam, terutama saat kolesterol naik.
Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah bisa mengakibatkan timbulnya plak atherosclerosis yang lebih dini (di usia muda), sehingga apabila plak menumpuk, sewaktu-waktu dapat pecah dan membentuk gumpalan darah yang menghalangi darah ke jantung sehingga memicu serangan jantung. Akibatnya, jantung tak bisa memompa darah ke seluruh tubuh dan menyebabkan disfungsi organ hingga kematian.
Menurut dr Novi, serangan jantung pada usia muda juga bisa terjadi pada orang yang sering berolahraga. Oleh karena itu, selain olahraga dan makan makanan yang sehat, periksa kesehatan tetap yang utama.
Dengan periksa kesehatan, akan diketahui apakah kita berisiko mengalami serangan jantung atau tidak.
Berdasar pengalaman, kata dr Novi, ada orang yang secara genetik, biarpun rajin berolahraga dan makan sehat, tubuhnya tetap membentuk kolesterol yang tinggi di dalam darah. Sehingga pemeriksaan kesehatan sangat penting,
Faktor lain yang sering mengakibatkan kematian akibat jantung secara mendadak adalah gangguan irama jantung.
Kondisi kelainan irama jantung juga dapat berbahaya bagi orang yang sering berolahraga karena juga dapat memicu serangan jantung. Kondisi ini sering kali tidak disadari dan butuh pemeriksaan menggunakan EKG atau Treadmill stress test di rumah sakit.
Kelainan irama jantung ini juga berbahaya bagi yang suka olahraga. Bisa saat maraton atau berenang tiba-tiba mengalami serangan dan meninggal.
Jadi olahraga yang aman buat penderita penyakit jantung tergantung dari separah apa penyakitnya kalau penyempitan jantungnya berat malah tidak boleh olahraga sama sekali.
“Biasanya kita tentukan sesuai hasil pemeriksaan treadmill stress test. Sampai sejauh dan seberat apa intensitas olahraganya,” jelas dia.
Soal pengobatan, jika kasusnya penyempitan jantung maka penting dilakukan pemasangan stent atau ring jantung, atau operasi bypass.
Sementara kalau gangguan irama jantung pengobatannya dengan medikamentosa atau obat-obatan dan ablasi jantung.
Sedangkan kalau penyakit jantung bawaan, maka obatnya operasi.
Direktur RS Dr Sobirin, H dr RM Nawawi melalui Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam Medis, Sumiati menambahkan sepanjang tahun 2019 ada 370 pasien jantung yang dirawat jalan. Dari jumlah itu, didominasi pasien laki-laki berjumlah 229 orang. Sementara untuk pasien rawat inap ada 146 pria dan 108 perempuan.(adi)
Sumber: www.pojoksatu.id