JAMBIUPDATE.CO,JAMBI - Nasib ribuan guru Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) atau sekolah pendamping untuk SD/MI dan anak usia dini di Provinsi Jambi masih sangat memprihatinkan. Gaji yang mereka peroleh dari pekerjaan mengajarkan ilmu dasar Agama dan moral usia dini tak sesuai.
Beberapa hari lalu, beberapa orang guru MDTA bersama forum komunikasi MDTA datang ke Gedung DPRD Provinsi Jambi, mengadukan nasib mereka dan berharap ada perhatian Pemerintah daerah Provinsi Jambi terhadap mereka.
Ketua DPW Forum Komunikasi MDTA Provinsi Jambi, Kosirin mengatakan, pihaknya berupaya mencari solusi dari Pemprov Jambi. "Mudah-mudahan apa yang kita upayakan ini mendapat tanggapan, sehingga Pemprov bisa memberikan bantuan atau suntikan kepada Madrasah ini, agar Madrasah dalam perjalanannya bisa berjalan baik, dan pendidikan dasar keagamaan bagi anak-anak kita di Provinsi Jambi bisa berjalan dengan baik," sampainya.
Untuk saat ini, jumlah lembaga MDTA yang tersisa di Provinsi Jambi sebanyak 1.774 lembaga, dengan jumlah majelis guru 11.125 orang dan jumlah Santri 141.479.
Dijelaskannya, selama ini anggaran biaya operasional dan gaji guru diperoleh dari Kementerian, namun, karena dananya terbatas tidak semua mendapatkanya. Selain itu, beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi sudah menganggarkan dana untuk MDTA, namun, ada pula Kabupaten yang sama belum memberikan bantuan, sehingga aktivitas Madrasah sangat memprihatinkan.
"Gaji yang didapat guru MDTA ada hanya berkisar Rp 150-300 ribu per bulan," sebutnya.
Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jambi, Kamaluddin Havis mengatakan, keberadaan lembaga MDTA sudah cukup lama berdiri di Provinsi Jambi. Lembaga ini biasa dikenal dengan istilah ngaji sore. Namun, sampai hari ini menurutnya, Pemprov tidak ada perhatian, ataupun sentuhan terhadap lembaga pendidikan non formal ini.
"Nah, ini yang kita minta, pola pikir pemerintah eksekutif untuk bisa menganggarkan dan perhatian mereka terhadap lembaga Diniyah yang ada di desa-desa yang ada di Provinsi Jambi," sebutnya.
Menurutnya, lembaga MDTA ini perlu diperhatikan, karena generasi muda ke depan harus diperkuat dengan pendidikan agama.
Kemudian, lanjut Havis, data yang disampaikan oleh pengurus FK MDTA ini falid, karena dilengkapi dengan jumlah lembaga, guru maupun siswa di setiap desa se Provinsi Jambi. "Nah, dalam rangka itu, kami dari Komisi IV, mitra kerjanya bidang Kesramas, tolong kita cari formulanya, supaya anggaran Provinsi ini bisa juga dinikmati oleh anak-anak Diniyah se Provinsi Jambi, itu saran kami," tandasnya. (aba)