iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

Kota Depok berbatasan langsung dengan Kota Tangsel. Warga pun was-was, virus tersebut menyebar ke Kota Tangsel. Masker menjadi barang utama yang dicari. Sayangnya, sulit dicari. Semua apotek sudah tidak menjual. Salah satu warga Kota Tangsel, Desy Alvianti mengatakan kesulitan mendapatkan masker di Kota Tangsel. “Saya sudah mencari di beberapa minimarket dan apotek, tak ada yang jual,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Selasa (3/3).

Desy menambahkan, dengan mulai langkanya keberadaan masker, menyebabkan beberapa oknum menjual masker dengan harga yang tidak wajar. Harga masker naik dan langka. Juga jadi banyak oknum-oknum yang jual masker dengan harga tak wajar. “Biasanya satu bok harganya Rp 55 ribu, tadi cek di toko online harganya jadi Rp 300 ribu,” tambahnya. Pantuan Tangerang Ekspres di beberapa apotek dan minimarket, stok master kosong dan sudah berlangsung beberapa hari. Seperti terlihat di Apotek Generik yang ada di Jalan Surya Kencana Pamulang.

Menurut pegawai apotek, Siti, harga masker tetap normal yakni satu bok berisi 50 lembar masker harganya dari Rp 31-35 ribu. “Harganya tetap sama. Namun, sudah dua hari ini stoknya habis karena diborong masyarakat,” ujarnya. Hal senada dikatakan karyawan minimarket Indomaret di Jalan Surya Kencana Pamulang, Danang. Menurutnya, stok masker habis sejak dua hari lalu. “Pas datang biasanya 20 kotak dan tiap kotak berisi 5 masker dengan harga Rp 9 ribu. Tapi, baru datang langsung diborong masyarakat, ada yang satu orang beli lima kotak,” ujarnya.

Di tempat terpisah, pegawai Apotek Nusa Loka, BSD City, Serpong, Lani mengaku, sejak satu bulan lalu tidak menjual maskesr. Pasalnya, harganya mengalami kenaikan tidak wajar dimana awalnya Rp 15 ribu kini menjadi Rp 300 ribu per 15 lembar. “Banyak masyarakat yang mencari masker tapi saya tidak mau mengecewakannya, karena harganya tidak masuk akal. Ditambah harga ini bukan harga resmi, jadi lebih baik saya tidak menjual,” ujarnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Deden Deni mengatakan, untuk mengantisipasi virus Corona masuk Kota Tangsel pihaknya telah menyiapkan tim dokter yang siaga 24 jam di RSU Kota Tangsel. Tim dokter disiapkan untuk berjaga-jaga bila ada pasien suspect Corona.

“Dokter yang jaga sudah kita siapkan dan bekerjasama dengan dokter dari rumah sakit swasta yang ada di Kota Tangsel,” ujarnya. Deden menambahkan, selain menyiapkan tim dokter, dinkes juga menyiapkan ruang transit jika ada pasien yang memiliki gejala mengarah Corona sebelum nantinya dirujuk ke RS Sulianti Soeroso, Jakarta Utara yang menjadi RS rujukan utama.

Dinkes mengantisipasi dengan menyiapkan ruang isolasi dan tenaga khususnya. Selain itu dinkes telah memberikan edukasi kepada masyarakat melalui puskesmas untuk mengurangi kepanikan. “Masyarakat jangan panik dan diharapkan jaga kesehatan, makan-makanan yang sehat, hindari kontak langsung orang asing dan terutama yang baru datang dari luar negeri,” tuturnya. (ran/bud)


Berita Terkait



add images