iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (FIN)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Belum genap 24 jam, wabah virus Corona kembali bertambah delapan orang. Artinya total keseluruhan menjadi 27 orang. Jumlah ini pun akan terus bertambah sejalan dengan input data dari Warga Negara Indonesia (WNI) di sejumlah negara.
Jumlah tersebut merupakan hasil penelusuran kontak (contact tracing) atau melacak pihak-pihak yang pernah melakukan kontak dengan terduga atau positif virus Corona (COVID-19).

”Sekarang yang betul-betul kita lakukan adalah contact tracing,” kata Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (10/3).

Ditanya soal bagaimana cara menghentikan penyebaran COVID-19, Yuri mengatakan salah satunya dengan dengan menemukan kasus positif sebagai sumber yang kemudian harus diisolasi. ”Karena itu yang kita kejar betul-betul, tracing. Dan tracing dilakukan dengan cara tidak terbuka,” ujar Yurianto.

Ditambahkanya, pemerintah sengaja tidak membuka situs khusus pengumuman orang-orang yang sedang dilacak terkait COVID-19, seperti yang dilakukan negara lain seperti Singapura, untuk mengantisipasi timbulnya hal-hal tidak diinginkan. ”Contact tracing belum bisa terbuka seperti di Singapura,” imbuhnya.

Ada yang sudah di luar Pulau Jawa, mobilitasnya sangat tinggi sehingga repot mengejarnya. ”Kalau terbuka diumumkan, bisa kabur duluan. Seperti kejadian kemarin ada yang pindah ke luar kota, kita mengejar setengah mati,” kata Yurianto.

Terpisah mereka terdampak imported case setelah bepergian ke luar negeri. Jumlah ini diyakini akan terus bertambah, sejalan dengan masifnya penyebaran virus asal Wuhan, Cina daratan sejak 19 Desember 2019.

Terpisah, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan fasilitas observasi dan penampungan untuk penyakit menular, seperti wabah Covid-19 ditargetkan dapat selesai pada 28 Maret mendatang. Basuki menjelaskan pembangunan fasilitas observasi dan penampungan di Pulau Galang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau tersebut, telah dimulai pada pekan ini.

”Sedang berjalan (Pengerjaannya, Red) sudah dari hari Minggu kemarin, sampai 28 Maret,” kata Basuki saat ditemui di Kantor Kementerian PUPR Jakarta, Selasa (10/3).

Basuki menjelaskan fasilitas kesehatan tersebut memanfaatkan lokasi eks tempat penampungan (kamp pengungsi Vietnam) yang difungsikan sejak tahun 1979 hingga 1996. Nantinya, fasilitas kesehatan ini juga terdapat hunian untuk dokter, paramedik, serta sarana umum seperti dapur dan laundry.

Pada tahap pertama, Kementerian PUPR akan membangun ruang observasi yang dapat menampung 500 tempat tidur. Ruang observasi ini akan berbentuk seperti barak, di mana 1 barak terdiri dari 6-8 tempat tidur.

Selain ruang observasi, terdapat juga ruang isolasi yang dibangun untuk sekitar 50 orang, terdiri dari 30 kamar ICU (Intensive Care Unit) untuk perawatan lebih intensif dan 20 kamar non-ICU dengan peralatan sesuai standar yang berlaku. Basuki menjelaskan bahwa fasilitas kesehatan untuk penampungan dan observasi ini memang saat ini diutamakan untuk Corona, namun nantinya juga ditujukan untuk penyakit menular lainnya. (ful)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images