iklan Sejumlah aktivis Hindu di India menggelar pesta minum air kencing sapi
Sejumlah aktivis Hindu di India menggelar pesta minum air kencing sapi (FIN)

JAMBIUPDATE.CO, NEW DELHI-  Ketua kelompok Akhil Bharat Hindu Mahasabha (Seluruh India Hindu Union) mengadakan acara pesta minum air kencing sapi pada hari ini, Sabtu (15/3) di New Delhi. Acara ini diklaim sebagai upaya menghentikan wabah virus corona.

Tak heran, sebab banyak orang Hindu menganggap sapi itu suci.  Beberapa pemimpin dari partai nasionalis Hindu Perdana Menteri Narendra Modi telah menganjurkan urin sapi atau kotoran sapi untuk pengobatan

“Kami telah minum urin sapi selama 21 tahun, kami juga mandi di kotoran sapi. Kami tidak pernah merasa perlu untuk mengkonsumsi obat-obatan Inggris,” kata Om Prakash, salah satu peserta pesta, seperti diberitakan DW, Sabtu (15/3).

Terlihat, Kepala Persatuan Hindu Seluruh India Chakrapani Maharaj berfoto di pesta  ia menaruh sendok yang penuh urin sapi di dekat wajah karikatur coronavirus. Foto-foto acara tersebut telah diedarkan di media online di India.

Satu foto menunjukkan seorang peserta pesta menuangkan air seni ke dalam cangkir, tepat di sebelah poster yang menggambarkan coronavirus sebagai makhluk setengah manusia setengah-setengah-api.

Suman Harpriya, seorang legislator di negara bagian timur laut Assam, mengatakan kepada anggota parlemen negara bagian bahwa, urin sapi dan kotoran sapi dapat digunakan untuk mengobati COVID-19.

Padahal para ahli telah berulang kali memperingatkan bahwa air seni dan kotoran sapi, serta obat-obatan tradisional tertentu, tidak menyembuhkan penyakit seperti COVID-19, yang juga dikenal sebagai coronavirus.

“Tidak ada validasi ilmiah bahwa salah satu dari obat-obatan tradisional ini bekerja untuk mencegah virus corona,” kata virolog dan peneliti pengobatan tradisional Debprasad Chattopadhyay kepada kantor berita Jerman, Deutsche Presse-Agentur.

“Kotoran sapi dan urin adalah bahan limbah, tidak ada tes yang membuktikan atau membuktikan mereka baik untuk kita,” katanya.

COVID-19 saat ini belum memiliki obat ilmiah yang dikenal. Sejauh ini Covid telah terjangkit di 146 negara di dunia dengan lebih dari 5000 orang tewas. (dal/fin).


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait