iklan MEGAH. Kapal pesiar Costa Diadema yang ditumpangi Slamet Riza Hidayat, warga Tasikmalaya yang bekerja sebagai ABK. Riza kini tak bisa pulang akibat menjalani karantina di Port of Piombino, Italia, Selasa (7/4).
MEGAH. Kapal pesiar Costa Diadema yang ditumpangi Slamet Riza Hidayat, warga Tasikmalaya yang bekerja sebagai ABK. Riza kini tak bisa pulang akibat menjalani karantina di Port of Piombino, Italia, Selasa (7/4). (Net)

JAMBIUPDATE.CO, TASIK – Seorang warga Kabupaten Tasikmalaya bernama Slamet Riza Hidayat (24), terjebak di Kapal Pesiar Costa Diadema di Italia sejak 31 Maret 2020. Riza merupakan Anak Buah Kapal (ABK) Costa Diadema, dia terjebak di kapal pesiar tersebut karena harus terlebih dahulu menjalani karantina efek Covid-19 yang mewabah di negeri spageti tersebut.

Lajang yang lahir di Kampung Rancabakung Desa Karangmekar Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya itu sejak 17 Maret 2020 berangkat ke Dubai untuk bekerja sebagai ABK di Kapal Costa Diadema.

Dalam Pekerjaannya, kapal yang ditumpangi Riza melakukan perjalanan dari Dubai menuju wilayah Eropa termasuk Italia. Akan tetapi, karena efek pandemi corona, tidak ada port atau pelabuhan yang mau menerima kapal yang ditumpanginya berlabuh. “Bukan terombang-ambing di lautan, tapi tidak ada port (pelabuhan) yang menerima kapal kami,” katanya saat dihubungi Radar, melalui sambungan selulernya, Selama malam (7/4).

Hingga akhirnya, kata Riza, pada tanggal 31 Maret 2020 kapalnya diterima di Port of Piombino, Italia. Para penumpang dan ABK pun sangat berterima kasih kepada pihak Port of Piombino yang memperbolehkan berlabuh. “Dari kapal Costa Diadema kita sama-sama menyalakan flash HP, sebagai bentuk ucapan terima kasih karena menerima kapal kami berlabuh,” katanya menceritakan.

Saat ini, kata Riza, dia dan ribuan awak kapal lainnya harus menjalani karantina di dalam kapal selama 14 hari. Namun, dirinya tidak merasa tersandera, sebab disediakan kamar yang nyaman. “Alhamdulillah saya dan semua yang ada di sini sehat, makanan juga terjamin,” katanya.

Sampai tadi malam (7/4), Riza belum mendapat informasi kapan dirinya bisa pulang. Menurutnya, kemungkinan baru bisa pulang kembali ke Indonesia setelah masa karantina Covid-19 di Italia selesai. “Sementara kita jalani karantina dulu di sini (Italia),” tuturnya.

Melalui video yang di-unggahnya, Riza mengaku merasa rindu dengan keluarganya di Tasikmalaya. Untuk itu, dia berharap Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) bisa memfasilitasi kepulangannya ke Indonesia. “Semoga secepatnya dari KBRI bisa memulangkan kita semua,” ucapnya.

Di kapal tersebut, selain Riza masih ada banyak Warga Negara Indonesia (WNI) lainnya yang bekerja sebagai ABK termasuk dari Jawa Barat. Tetapi, Riza tidak tahu secara pasti jumlah pasti WNI-nya yang bekerja di ABK Costa Diadema. “Total semua kru di sini ada 1.255 orang dari berbagai negara, yang sudah dipulangkan baru 210 orang,” katanya.

Riza menceritakan beberapa teknis pelayanan guna mencegah penyebaran Covid-19 di kapal tersebut yakni dengan memberi tanda kepada orang yang terpapar Covid-19 dan tidak. ”Jadi yang memakai solatif hitam berarti dia yang terpapar Covid-19. Hal ini agar membedakan dengan yang tidak terpapar,” tandasnya.

Terpisah, ayah Riza, Membeng Kuswara mengatakan anaknya sudah bekerja di kapal pesiar Costa Diadema sejak awal tahun 2020. Dia pun tidak menyangka anaknya akan terjebak di Italia. “Saya harap pemerintah bisa membantu kepulangan Riza ke Indonesia. Karena kami sangat khawatir,” katanya. (rga)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images