iklan Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdatinkom) BNPB Agus Wibowo memberikan penegasan jika Pemda diperkenankan mengeluarkan status keadaan darurat dampak mewabahnya Covid-19, Selasa (17/3)
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdatinkom) BNPB Agus Wibowo memberikan penegasan jika Pemda diperkenankan mengeluarkan status keadaan darurat dampak mewabahnya Covid-19, Selasa (17/3) (FIN)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo mengingatkan kepada masyarakat agar hati-hati terjebak penipuan yang mengatasnamakan BNPB untuk mencari donasi masyarakat dalam penanggulangan bencana.

”BNPB mendapati pemilik akun Instagram yang mengatasnamakan BNPB untuk pembukaan donasi uang di tengah pandemi COVID – 19. Pengguna media sosial Instagram tersebut menggunakan akun bnpb.go.id,” kata Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (12/4).

Akun palsu BNPB ini menuliskan biodata “Akun BNPB Berbasis Menerima Bantuan Berupa Uang Tunai Yang Donatur kasih kan di simpan buat Uang Kas IndOnesia.” Pada akun tersebut menggunakan logo BNPB dan tulisan BNPB Provinsi. Pemilik akun mencantumkan nomor rekening BNI yang digunakan untuk menerima donasi dari masyarakat.

Akun tersebut telah mengunggah tujuh konten berupa foto dan video yang menjelaskan mengenai kondisi warga yang terkena dampak bencana, baik itu banjir maupun gempa bumi yang merupakan kejadian pada waktu lalu.”BNPB mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menyikapi bentuk informasi, khususnya di media sosial, yang digunakan untuk menggalang donasi,” kata Agus.

Menindaklanjuti akun tersebut, BNPB telah menghubungi pihak BNI dan Instagram untuk pemblokiran. Terkait dengan penerimaan donasi, Gugus Tugas telah memiliki rekening yang secara resmi digunakan untuk membantu penanganan Coronavirus Disease 2019 atau Covid–19.

Sebelumnya Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Kejaksaan untuk ikut mengawasi berbagai kegiatan dan pemanfaatan penggunaan bantuan yang diberikan berbagai pihak untuk menghadapi pandemi virus corona penyebab Covid-19.

Doni berharap ada transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan wabah Virus Corona sekarang ini agar tidak terjadi korupsi di tengah upaya besar untuk menghadapi bencana. Aparat hukum untuk menindak tegas siapa pun yang berupaya untuk mengambil keuntungan pribadi di tengah usaha bersama menyelamatkan bangsa dari ancaman virus corona.

Sementara itu pemberitaan menyesatkan pun dibantah oleh Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menegaskan, Presiden Joko Widodo tidak membagikan paket sembako di Istana Kepresidenan Bogor pada Sabtu (11/4).

”Di beberapa media sosial disebutkan juga bahwa warga menuju Istana Kepresidenan Bogor karena ada pembagian paket sembako dari Presiden Joko Widodo, perlu kami sampaikan bahwa berita tersebut tidak benar,” jelasnya.

Sebelumnya Beredar video di media sosial yang menunjukkan adanya pergerakan warga di Kota Bogor berjalan kaki menuju Istana Kepresidenan Bogor pada Sabtu malam (11/4). Padahal menurut Bey, Presiden Joko Widodo membagikan paket sembako pada Kamis sore (9/4) di Jakarta dalam perjalanan dari Istana Merdeka Jakarta menuju gerbang tol Kemayoran untuk melanjutkan perjalanan ke Bogor. Pembagian paket selanjutnya juga dilakukan pada Jumat malam (10/4) di Bogor.

”Dalam kegiatan pembagian paket sembako tersebut, pihak Paspampres selalu mengutamakan protokol kesehatan dalam pandemi virus Corona dan physical distancing,” ujar Bey menambahkan. Pada Sabtu malam (11/4) masyarakat Kota Bogor memperkirakan Presiden Jokowi akan kembali membagikan paket sembako.

”Perkiraan masyarakat ini kemungkinan didasari adanya pembagian paket sembako pada hari sebelumnya yaitu pada Jumat malam (10/4). Selain itu, adanya informasi yang beredar di masyarakat dan bukan dari sumber resmi yang menyebutkan bahwa Presiden akan membagikan paket sembako,” ungkap Bey.

mengira akan ada lagi pembagian sehingga mereka berbondong-bondong ke Istana Kepresidenan Bogor padahal pada hari Sabtu (11/4) tidak ada agenda Presiden Jokowi membagikan paket sembako. ”Setelah diberi penjelasan oleh Paspampres yang dibantu aparat kewilayahan dari Komando Resor Militer 061 (Korem 061/Surya Kencana) dan Polresta Bogor Kota, warga akhirnya kembali ke rumah masing-masing,” tutur Bey.


Berita Terkait



add images