iklan Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, (26/3). Penyemprotan disinfektan tersebut untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19) di area tersebut.
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, (26/3). Penyemprotan disinfektan tersebut untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19) di area tersebut. (FAISAL R. SYAM / FAJAR INDONESIA NEWORK)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Penyemprotan disinfektan untuk membunuh virus korona, kerap salah kaprah. Namun, saat ini di masyarakat muncul fenomena penyemprotan disinfektan secara masif di berbagai tempat, bahkan dilakukan langsung ke tubuh manusia. Peneliti Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada, Dr Endang Lukitaningsih menjelaskan disinfektan adalah bahan kimia yang dipakai untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur kecuali spora bakteri pada permukaan benda mati seperti lantai, furniture, dan ruangan.

“Disinfektan tidak digunakan pada kulit ataupun selaput lendir karena berisiko mengiritasi kulit dan berpotensi memicu kanker. Hal ini berbeda dengan antiseptik yang memang ditujukan untuk disinfeksi pada permukaan kulit dan membran mukosa,”katanya dalam siaran pers UGM, kemarin.

Apabila ingin menggunakan disinfektan, Endang menyampaikan ada beberapa produk yang direkomendasikan untuk disinfeksi. Contohnya, sodium hipoklorit, amonium kuartener (sejenis deterjen kationik), alkohol 70 persen dan hidrogen peroksida. Kendati begitu dia mengimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan petunjuk penggunaan pada label agar produk dapat digunakan dengan aman dan efektif. “Konsentrasi disinfektan yang dipakai perlu diperhatikan. Selain itu waktu kontak antara objek dengan disinfektan antara 1-10 menit tergantung jenisnya, serta gunakan sarung tangan dan pastikan ventilasi yang baik untuk mengurangi paparan saat penggunaan,”urainya.

Sementara untuk penggunaan antiseptik pun harus hati-hati. Endang menjelaskan antiseptik merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup antara lain permukaan kulit dan membran mukosa. Tujuannya untuk mengurangi kemungkinan infeksi, sepsis atau pembusukan.

Beberapa antiseptik adalah germisida sejati yang mampu menghancurkan mikroba. Sedangkan yang lain bersifat bakteriostatik dan hanya mencegah atau menghambat pertumbuhannya. Antiseptik sering digunakan untuk membersihkan luka, mensterilkan tangan sebelum melakukan tindakan yang memerlukan sterilitas, misalnya povidon iodin, kalium permanganat, hidrogen peroksida, dan akohol.

“Hand sanitizer umumnya adalah mengandung antiseptik seperti alkohol 60-70 persen. Kadar bahan aktif pada antiseptik jauh lebih rendah daripada disinfektan,” tuturnya.


Berita Terkait



add images