iklan Komunitas Tionhoa & Polresta KotaTanggerang bagi-bagi masker.
Komunitas Tionhoa & Polresta KotaTanggerang bagi-bagi masker. ( FAISAL R. SYAM / FAJAR INDONESIA NETWORK)

Dia mengakui animo pedagang terhadap rencana belanja daring banyak diminati. Hiruk pikuk pasar kala pandemi Covid-19 menyerang tidak seramai biasanya. Kebijakan pemerintah membatasi kegiatan yang mendatangkan kerumunan berimbas pada aktivitas pasar yang perlahan sepi.

“Nampaknya yang minat cukup banyak. Kemarin kita kumpulkan ada yang daging, ikan, bumbu, sayuran kita buat zonasi biar langsung tuju sasaran,” imbuhnya.

Zonasi pedagang sendiri secara fisik sudah ada di pasar. Sarikin menjelaskan, belanja daring juga akan dibuat zonasi. Kebutuhan seperti daging, sayur mayur, buah-buahan, tahu, tempe, bumbu dapur nanti akan ada zonasi secara daring.

“Konsepnya dibuat grup WA, nanti zonasi daging ada sendiri begitu juga zonasi kebutuhan lainnya,” paparnya.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Manis Samingun mengaku senang. Menurutnya belanja daring menjadi solusi yang sangat membantu ditengah pandemi Covid-19.
“Senang dan sangat membantu,” katanya.

Selama pandemi Covid-19 omset pedagang di Pasar Manis diakuinya merosot tajam. Penurunan bahkan menyentuh angka 50-60% dibandingkan saat pandemi Covid-19 belum melanda.

“Total pedagang yang berminat belanja daring sekitar 35 orang. Untuk zonasi kurang lebih ada 16 zonasi seperti zonasi tahu, tempe, buah, sembako, daging, daging ayam. Setiap zonasi ada dua orang,” jelasnya.

Belanja daring sebenarnya bukan barang baru di Pasar Manis. Samingun mengungkapkan, dahulu sudah pernah dibuat aplikasi, namun tidak berjalan.

“Dulu dibikin aplikasi, tapi tidak ada pembelajaran,” paparnya. (win/aam)

 


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images