iklan Pasar Lelang Karet Dusun Tanjung Agung.
Pasar Lelang Karet Dusun Tanjung Agung. (Ferdilan Putra/ Jambiupdate)

JAMBIUPDATE.CO, MUARA BUNGO - Harga karet di Kabupaten Bungo hingga saat ini tak kunjung membaik. Dampaknya terjadi penurunan perekonomian masyarakat. Dimana karet adalah sumber penghasilan terbesar masyararakat Bungo.

Zakarya salah satu petani karet mengatakan, hingga saat ini belum ada upaya pemerintah untuk mendongkrak harga karet. Dimana dalam beberapa tahun terakhir harga karet hanya berkisar di angka Rp 6 ribu sampai Rp 10 ribu.

"Sepertinya pemerintah kita cuek terkait anjloknya harga karet saat ini. Dimana penjualan di tingkat pengepul saat ini hanya Rp 6 ribu. Dengan harga tersebut masyarakat hanya bisa untuk bertahan hidup ," ucap Zakarya, Jumat (19/6).

Zakarya menyebutkan saat ini ada pabrik yang mendatangkan karet dari wilayah Sumatra Selatan. Ia menilai hal itu terjadi karena pasokan karet lokal tidak mencukupi. Namun, pihak perusahaan masih membeli dengan harga murah.

"Kami tidak tahu ada permainan atau tidak pada perusahaan. Tapi kenapa pabri karet di Jujuhan sampai membeli karet ke Sumatra Selatan. Padahal mereka kesana pakai tranportasi. Jadi kami berharap pemerinta jangan cuma diam ," sebutnya.

Pemerintah Daerah sudah menyarankan masyarakat untuk mulai beralih pada sektor lain. Namun, menurut Zakarya hal itu tidaklah mudah, serta butuh modal yang cukup besar dan waktu yang cukup lama.

"Mungkin masyarakat memang bisa beralih ke kelapa sawit yang harganya bagus saat ini. Atau tanaman muda. Tapi itu kan butuh modal dan proses. Selam itu kami harus makan apa. Dan biaya hidup dari mana ," sebutnya.

Diakuinya yang disampaikan perintah tersebut sudah benar. Namun, solusi yang tepat menurutnya saat ini mendongkrak harga karet. Hal tersebut bisa saja dengan memberikan subsidi harga. Atau langsung membeli karet milik masyarakat.

"Kenapa pemerintah melalui BUMN atau BUMD tidak mau mendirikan pabrik karet. Jika ada, mereka mungkin bisa membeli dengan harga yang lebih mahal. Dengan demikian pabrik swasta tidak bisa lagi membeli dengan harga seenaknya ," tutup Zakarya.(ptm)


Berita Terkait



add images