iklan Pendukung Presiden Donald Trump memanjat dinding Gedung Capitol saat protes terhadap pengesahan hasil pemilihan presiden Amerika Serikat oleh Kongres di Washington, Rabu (6/1). (REUTERS/STEPHANIE KEITH)
Pendukung Presiden Donald Trump memanjat dinding Gedung Capitol saat protes terhadap pengesahan hasil pemilihan presiden Amerika Serikat oleh Kongres di Washington, Rabu (6/1). (REUTERS/STEPHANIE KEITH)

“Seiring berjalannya waktu dan dengan penyalahgunaan sumber daya oleh politisi, sistem politik AS telah menurun,” tambah surat kabar itu.

Mereka juga mengecam apa yang digambarkannya sebagai standar ganda di antara para politisi AS, dengan membidik deskripsi Pelosi tentang protes Hongkong pada 2019 sebagai pemandangan yang indah untuk dilihat. “Di Hongkong, aksi kekerasan digambarkan sebagai pemandangan indah di AS, orang yang terlibat dalam kekacauan ini disebut massa,” kata Global Times.

Komentar Pelosi telah diejek secara luas di layanan Weibo seperti Twitter di Tiongkok. Liga Pemuda Partai Komunis juga menggunakan kata-kata pemandangan indah untuk menggambarkan kerusuhan di Washington. Netizen lain menggambarkan kerusuhan itu sebagai karma dan satu candaan mengatakan bahwa itu adalah percobaan kudeta pertama di Amerika yang terjadi tanpa keterlibatan kedutaan besar AS menurut Global Times.

CCTV penyiar negara bagian menggunakan krisis itu untuk mengecam sistem politik AS mengatakan demokrasi Amerika telah dihancurkan. “Amerika Serikat yang selalu mempromosikan demokrasi dan HAM, sekarang menjadi negara kerusuhan, konflik, dan jam malam,” katanya.

Surat kabar resmi China Daily mengatakan nasionalisme sempit dari Presiden Trump telah merugikan Amerika Serikat. “Kekerasan dan kekacauan yang meletus di AS selama setahun terakhir menunjukkan apa yang terjadi ketika para pemimpin suatu negara kehilangan kontak dengan kenyataan,” pungkasnya. (jpc)


Sumber: fajar.co.id

Berita Terkait



add images