iklan foto: PUPR
foto: PUPR

Kata Adi, pemerintah harus hadir menenangkan warga. Adi menjelaskan, pasca gempa, pastikan pusat evakuasi atau tempat berdirinya tenda pengungsian berada di daerah yang lapang dan steril dari potensi tertimpa reruntuhan.

“Hindari mendirikan posko dekat tebing untuk mencegah potensi longsor. Sebaiknya, untuk sementara, juga jangan tinggal di daerah sekitar pantai,” ucapnya.

Adi menerangkan gempa susulan dengan getaran yang lebih besar juga belum tentu terjadi. Hanya saja, jika merujuk sejarah kegempaan di Majene, gempa berskala 6,9 SR pernah terjadi pada 1967 dan 1969.

Riwayat itulah yang kemudian dijadikan patokan BMKG sehingga memunculkan kesimpulan yang berorientasi pada prinsip kehati-hatian. “Ada data base. Di tempat itu punya riwayat 6,9 SR. Jadi asumsinya, bisa saja berulang. Apalagi dilihat pasca gempa 6,2 SR diikuti susulan yang jarang terjadi,” katanya.

Adi Maulana menuturkan, warga juga mesti mewaspadai potensi longsor pascagempa. Setelah gempa akan ada rekahan tanah yang akan diisi oleh air hujan. Jika mencapai titik jenuh, akan mengakibatkan tanah longsor. (rdi/rif-zuk)


Sumber: Fin.co.id

Berita Terkait



add images