iklan Black Box Sriwijaya Air SJ-182 Berhasil Ditemukan. FOTO : Issak Ramdhani / Fajar Indonesia Network
Black Box Sriwijaya Air SJ-182 Berhasil Ditemukan. FOTO : Issak Ramdhani / Fajar Indonesia Network

Namun, lanjut dia, keluarga korban yang terlanjur menandatangani R&D pun bisa menuntut ke pabrikan pesawat di AS, tetapi mendapatkan santunan yang besarnya hanya sekitar 30 persen dibanding mereka yang menolak menandatangani R&D.

Hal itu, perlu menjadi pertimbangan bagi para keluarga korban secara logis di tengah kedukaan yang sangat dalam yang dialami saat ini.

“Karena itu, memilih pengacara yang memiliki pengalaman dalam menangani kasus penerbangan seperti ini akan sangat membantu perlindungan hak perdata bagi keluarga dan ahli waris korban secara aman baik untuk kepentingan hukum di Indonesia maupun di AS,” katanya.

Sementara itu, C Priaardanto, kuasa hukum dari empat korban kecelakaan saat ini tengah mengumpulkan bukti untuk menuntut perusahaan pesawat, Boeing atas tragedi tersebut.

Menurutnya, timnya telah menemukan indikasi kesalahan dari pabrikan asal Amerika Serikat tersebut. Meski demikian, dia menyebut masih akan menambahkan bukti-bukti lainnya sebelum menyampaikan tuntutan resmi.

“Kami tidak terlalu buru-buru,” katanya.

Ketua Sub Komite IK Penerbangan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo menyebut masalah Boeing 737-500 Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta itu ada pada autothrottle system dari laporan penerbangan sebelumnya.

“Ada laporan malfungsi autothrottle beberapa hari yang lalu kepada teknisi maintenance. Tapi kita belum tahu masalah utamanya,” katanya seperti dilansir Reuters.

“Jika kita berhasil menemukan CVR, kita baru bisa dengar diskusi antara pilot, apa yang dikatakan dan apa permasalahanya,” lanjutnya.

Dikatakannya, saat ini masih terlalu dini untuk menyebut autothrottle menjadi penyebab utama kecelakaan. Namun, dia tidak menampik tidak ada masalah lain dari hasil catatan maintenance sebelumnya.

“Pesawat masih bisa terbang jika sistem autothrottle tidak bekerja, karena pilot masih bisa mengontrol secara manual,” ujarnya.


Berita Terkait



add images