‘‘Jadi sampai saat ini warga yang berada di makam Habib Said Idrus sering menggelar haul. Sedangkan masyarakat disini juga memiliki kebiasaan dari yang tua, muda hingga anak-anak akan berkumpul di makam Datuk Said Agil mengadakan Haul pada hari kedua hari raya Idul Fitri,’‘ terangnya.
Dulunya dari cerita sejarah yang ia dapat dari orang-orang tua, sebelum Habib Said Idrus masuk ke Rantau Rasau Desa, beliau sempat berdomisili di Kota Jambi seberang. Saat beliau datang ke Rantau Rasau Desa atau Kampung Lamo, sebagian masyarakat Kota Jambi seberang juga ikut masuk.
‘‘Iya, masuknya Habib Said Idrus ke Kampung Lamo dibarengi juga masuknya masyarakat Kota Jambi seberang, sehingga mayoritas masyarakat disini adalah suku Melayu,’‘ ucapnya.
Karena desa ini memiliki sejarah perkembangan Islam, dan memiliki masjid tertua yang merupakan peninggalan sejarah yang patut dipelihara, Ishak sangat mengharapkan ada perhatian khusus dari pemerintah setempat. Setidaknya pemerintah bisa memberikan bantuan seperti pemeliharaan, agar bentuk masjid bisa terjaga keasliannya.
‘‘Tidak banyak yang kami inginkan. Kami hanya ingin bangunan kuno tentang sejarah Islam di Tanjabtim ini bisa terpelihara dengan baik, dan dapat terjaga sampai ke anak cucu,’‘ harapnya. (*)