iklan Ilustrasi
Ilustrasi

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Anggota Komisi V DPR RI Toriq Hidayat mengungkapkan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan bus dan truk di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Ia pun membandingkan dengan Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang tingkat kecelakaannya terus menurun dari tahun ke tahun.

“Pada April lalu Direktur Jenderal Perhubungan Darat menyebutkan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan truk dan bus sebelum 2011 angkanya tidak lebih dari 10.000 per tahun, tapi pada 2011 sampai 2018 angka itu naik menjadi 30.000. Berbeda dengan Eropa dan Amerika,” ujarnya, Sabtu (19/6).

Toriq menambahkan Eropa dan Amerika Serikat (AS) tingkat kecelakaannya cenderung menurun dari tahun ke tahun. Misalnya, di Eropa pada 2001 tingkat kecelakaan mencapai lebih dari 50.000 kasus per tahun.

Namun, di 2018 Eropa berhasil menekan angka kecelakaan ke 30.000 kasus. Sedang AS yang sebelumnya tingkat kecelakaan lebih dari 40.000 kasus. Saat ini hanya mendekati 30.000 kasus.

Sebelumnya, Senior investigator KNKT mengatakan salah satu penyebab kecelakaan angkutan umum bus atau truk yang banyak terjadi. Yakni karena ketidakpahaman pengemudi pada teknologi kendaraan yang dia gunakan.

Ditambah mereka juga tidak paham soal pra-inspeksi atau perawatan yang masuk dalam Sistem Manajemen Keselamatan (SMK).

Toriq sangat menyayangkan pihak perusahaan yang memperkerjakan pengemudi angkutan umum bus dan atau truk miliknya hanya berdasarkan kepemilikan SIM B1. Tanpa memberikan pemahaman tentang teknologi dan pra-inpeksi atau perawatan kendaraan yang akan digunakan.

“Berdasarkan masukan KNKT ini, Kementerian Perhubungan seharusnya membuat aturan yang memastikan perusahaan angkutan umum bus dan atau truk memberikan pelatihan kepada pengemudinya tentang kendaraan yang dia gunakan termasuk pemahaman soal teknologinya. Bukan hanya berdasarkan kemilikan sim saja, ini bahaya,” tandasnya. (khf/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images