iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Pertamina)

BBM Satu Harga juga telah mendorong merdeka energi bagi warga di Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara. Wilayah ini sempat viral pada beberapa tahun lalu dengan ojek termahal di dunia. Untuk ke Masamba, ibu kota Luwu Utara, penduduk Seko harus merogoh kocek Rp 1,5 juta untuk membayar ojek motor. Motor dipandang sebagai sarana transportasi yang paling mungkin digunakan karena kondisi jalan yang berlumpur dan sering longsor menyulitkan apabila mobil harus melaju di jalanan tersebut.

Distribusi BBM ke Seko dilakukan dengan mobil tangki sejauh total 187 KM dari Terminal BBM Palopo di Bua. Kondisi jalanan yang rusak mengakibatkan BBM harus dipindahkan ke dalam drum yang kemudian diangkut dengan pick up dan truk double gardan. Seringkali longsor dan jalanan berlumpur akibat hujan menunda waktu BBM tiba menjadi 4-6 hari, dari kondisi normal hanya sehari. Tak ayal awak transportir BBM sering menginap di jalan dan membawa bekal berlebih untuk mempersiapkan semua kemungkinan.

Sebelum ada SPBU BBM Satu Harga di Seko, SPBU terdekat terdapat di Sabbang dengan jarak 118 KM dari Seko, sehingga harga BBM bisa mencapai Rp25.000 hingga Rp30.000 per liter. Sejak beroperasi pada Juni 2021, konsumsi BBM Satu Harga mencapai 20 KL untuk Premium dan 20 KL untuk Biosolar.

“Sekarang dengan adanya SPBU Satu Harga ini harganya Rp 6.450 per liternya. Kalau bio solar sebelum ada SPBU juga mahal, bisa sampai Rp 30.000, sekarang masyarakat kita di Seko bisa beli Rp5.150 saja per liter,” ujar Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani dalam kesempatan yang sama. (git/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images